Pemkab Mojokerto bekerjasama dengan PT Surabaya Autocomp Indonesia (SAI) dan Pemerintah Desa Sajen menanam ratusan pohon di lokasi Putuk Kadal, KTH Wana Lestari Pacet, Kecamatan Pacet, Sabtu, (8/6) siang. Kegiatan tersebut dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia.
Aksi tanam pohon tersebut mengusung tema ‘Tanamkan harapan bersama alam menuju masa depan yang ramah lingkungan’. Pemkab Mojokerto bersama PT SAI ini akan menanam pohon di salah satu titik resapan air yang ada di wilayah Kecamatan Pacet. Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati turut hadir dalam kegiatan tersebut.
Bupati Ikfina mengatakan, saat ini ada tiga isu yang menjadi krisis di planet bumi ini yang juga diangkat dalam tema peringatan hari lingkungan hidup sedunia tahun 2024, salah satunya adalah krisis perubahan iklim.
“Kita sama-sama tahu, ini sudah mulai peringatan bahwa bulan Juni ini kita sudah akan memasuki El Nino, maka kita harus bersiap-siap untuk menghadapi musim panas,” terangnya.
Ia pun menjelaskan pengalamannya pada saat bulan Maret kemarin, dimana curah hujan sangat tinggi, sehingga daerah resapan air Pacet dan Trawas tidak mampu menyerap secara maksimal dan menyebabkan Kabupaten Mojokerto banjir.
“Resapan air ini adalah Pacet dan Trawas dan ternyata curah hujan yang tinggi ini tidak diikuti dengan meningkatnya daya resapan air, tapi justru mungkin malah berkurang sehingga kemudian air yang jatuh ini terus mengalir ke bawah dan menyebabkan beberapa tanggul kita jebol,” ujarnya.
Menurut Ikfina, hal tersebutlah yang perlu diselesaikan oleh pemerintah. Meski tidak ringan, orang nomor satu dilingkup Pemkab Mojokerto ini terus berupaya untuk menyelesaikan masalah yang menyangkut lingkungan hidup tersebut.
“Di daerah Kabupaten Mojokerto ini yang tidak dimiliki oleh seluruh daerah kabupaten kota di wilayah Jawa Timur atau mungkin di Indonesia, Kabupaten Mojokerto ini dipercaya untuk memiliki daerah yang menjadi tangkapan dan resapan air yang kemudian dari sini nanti ketika air kemudian diserap, maka dia akan menjadi sumber-sumber mata air dan akan mengalirkan air menuju sungai yang mengalir ke bawah termasuk yang nanti akan menjadi sumber air bagi masyarakat khususnya di daerah Surabaya dan sekitarnya,” ujarnya.
Untuk menjaga bagaimana daerah resapan air ini betul-betul bisa berfungsi, Ikfina pun mengajak masyarakat konsen memantau dan mengevaluasi pengembalian fungsi resapan.
“ini adalah tantangan yang luar biasa, karena ini berjalan seiring dengan upaya kita untuk meningkatkan ekonomi masyarakat dengan pemanfaatan lahan-lahan untuk resapan. Sekali lagi tugas kita semuanya di berbagai bidang ini bagaimana kemudian kita menjaga alam khususnya dengan menjaga daerah resapan air ini supaya berfungsi sebagai resapan air,” pungkasnya. (dskm/gk/mjf)