Dalam rangka menyukseskan peningkatan kesehatan dan kemandirian lanjut usia (Lansia) serta menurunkan angka stunting di Bumi Majapahit, Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati terus gulirkan program Selasa Sehat turunkan Stunting, AKB, dan AKI (SEHATI) dan Selasa Sehat Jaga Lansia Mandiri (SEJOLI).
Kali ini, pelaksanaan program SEHATI dan SEJOLI sasar ibu-ibu hamil dan para lansia di Desa Singowangi, Kecamatan Kutorejo.
Berlangsung di Pendopo Desa Singowangi, pada Selasa (20/2) pagi. Orang nomor satu dilingkup Pemkab Mojokerto juga menyerahkan alat Antropometri yang didampingi oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto dr. Ulum Rokhmat, Kepala Puskesmas Kutorejo, dan jajaran Forkopimca Kutorejo.
Dalam arahannya, Bupati Ikfina menekankan, bahwa balita di Kabupaten Mojokerto harus terbebas dari stunting, karena stunting dapat berdampak pada kecerdasannya ketika dewasa menurun hingga 20 persen dibawah rata-rata.
Selain itu, Ada dua hal yang menyebabkan balita terkena stunting yakni kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Maka untuk menanggulangi terjadinya stunting didalam kandungan, para ibu hamil juga harus memenuhi gizinya.
“Agar ibu hamil nanti anaknya tidak stunting, maka ibunya juga tidak boleh kekurangan gizi. Ibu hamil yang kurang gizi biasanya ditandai dengan lingkar lengan yang lebarnya kurang dari 23,5 cm. Dan supaya ibu-ibu tidak kurang gizi maka harus makan dan tidur dengan teratur,” ungkapnya.
Bupati Ikfina juga mengimbau, setelah melahirkan para ibu harus memberikan ASI eksklusif selama usia 6 bulan, karena dengan memberikan ASI eksklusif dapat memenuhi gizi bayi, sehingga dapat mencegah terjadinya stunting pada bayi.
“Begitu lahir bayi harus di beri ASI eksklusif sampai dengan usia 6 bulan, baru diberi makanan pendamping ASI sampai usia 2 tahun,” ujarnya.
Terkait makanan pendamping ASI, orang nomor satu dilingkup Pemkab Mojokerto menjelaskan, untuk memenuhi gizi balita para orang tua juga wajib memberikan makanan zat pembangun seperti telur, ayam, ikan, daging, dan susu.
“Untuk menekan stunting, anak-anak harus cukup gizi agar sehat dan tidak sakit berulang. Sebisa mungkin anak usia dibawah 2 tahun harus diusahakan ASI. Waktu terbaik memaksimalkan pertumbuhan otak anak itu dimulai dari bayi sampai dengan 5 tahun. Ini semua dapat diwujudkan apabila anak cukup gizi,” bebernya.
Sementara itu, terkait lansia orang nomor satu dilingkup Pemkab Mojokerto mengatakan, untuk mewujudkan lansia mandiri, maka para lansia diharapkan dapat rutin datang ke posyandu setiap bulannya untuk mengecek kesehatannya.
“Karena ketika lansia tidak dijaga kesehatannya, akan terjadi darah tinggi, kencing manis, kolesterol tinggi, trigliserida tinggi, asam urat tinggi, hal itu membuat kaki kesemutan dan dapat menghalangi aktifitas sehari-hari,” jelasnya.
Adapun beberapa pengecekan kesehatan di posyandu untuk lansia, mulai dari cek tekanan darah, kolesterol, dan gula darah. Selain itu, agar Lansia bisa terhindar dari berbagai penyakit Bupati Ikfina juga berpesan, agar para lansia bisa sabar dan dapat mengendalikan pikirannya.
“Bagaimana agar tekanan darah tidak naik, maka lansia itu harus bisa mengendalikan pikirannya. Bukannya tidak boleh berpikir, tapi jangan sampai jengkel. Karena yang membuat darah naik itu jengkel, bukannya mikir. Dijalani saja dengan senyuman,” pungkasnya. (dskm/gk/mjf)