Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) menggandeng Kantor Kementerian Agama Kota Mojokerto, mengadakan Focus Group Discussion (FGD) penguatan moderasi beragama bagi tenaga pendidik/guru pendidikan agama, di ruang sabha mandala madya Balai Kota Mojokerto, Rabu (18/10/2023).
Dalam kesempatan ini, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari meminta agar tenaga pendidik dapat menanamkan sejak dini sikap toleransi, dan saling menghargai meskipun ada perbedaan keyakinan.
“Kita harus tanamkan sejak dini kepada anak-anak kita terkait dengan perbedaan, bahwa di Indonesia ada enam agama, meski demikian kita ini saudara, hal-hal begini harus kita tanamkan sejak dini ke anak-anak kita,” ungkapnya.
Sosok wali kota yang akrab disapa Ning Ita tersebut menekankan bahwa toleransi, dan kerukunan harus dijaga dan dirawat ditengah keberagaman dan perbedaan yang ada.
“Sebagai pendidik harus bisa menyampaikan dengan hal -hal sederhana, yang mudah difahami. Sehingga sejak dini anak-anak ini terbentengi dari nama nya intoleransi,” imbuhnya.
Terlebih lagi mendekati musim pemilu, anak-anak harus dibentengi dari maraknya politik identitas yang mulai bermunculan di media sosial.
“Era digitalisasi ini menjadi tantangan tersendiri bagi tenaga pendidik, kita harus menjadi pengawas, pengendali, terhadap dampak arus keterbukaan informasi yang sedemikian hebatnya,” terangnya.
Moderasi beragama dianggap menjadi tanggung jawab bersama yang harus disosialisasikan, ditanamkan, dan diimplementasikan baik di lingkungan masyarakat maupun di lingkungan pendidikan.
“Ini harus menjadi sesuatu yang terus secara istiqomah kita kampanyekan bersama-sama,jangan sampai lengah,” pesannya. (gm/gk/mjf)