Ratusan guru SD digembleng bimbingan teknis (bimtek) penguatan transisi peserta didik dari PAUD ke sekolah dasar (SD). Program tersebut digulirkan secara langsung oleh Bupati Ikfina di Pendapa Graha Maja Tama, kemarin (13/7).
Peserta Bimtek transisi PAUD ke SD mencapai 400 guru kelas 1 dan 2 SD di Kabupaten Mojokerto. Bupati Ikfina menjadi salah satu narasumber dalam bimtek ini. Sedangkan, tiga narasumber lainnya adalah Kusworo Rini dari SDN Jampirogo, Hanik Muzayanah dari SDN Sooko 1, serta Wiedy Putri Fauziah dari TKN Jetis.
Mereka sebelumnya telah mengikuti bimtek transisi PAUD ke SD yang digelar BBPMP Jatim 11-12 Juli 2023.
”Transisi PAUD ke SD untuk memastikan setiap anak mendapatkan haknya. Transisi PAUD ke SD merupakan proses perpindahan peran anak sebagai peserta didik PAUD menjadi peserta didik SD dan penyesuaian diri anak dengan lingkungan belajar baru,” ujar Ikfina.
Dia menjelaskan, penguatan transisi peserta didik dari PAUD ke SD sangat penting untuk memperbaiki kesalahan konsep di lapangan. Kesalahan konsep tersebut meliputi penerapan tes calistung pada tahap penerimaan peserta didik baru (PPDB).
Menurutnya, kemampuan pondasi pada peserta didik terdiri dari kematangan sosial emosional, kemampuan literasi dan numerasi dasar, serta kemampuan pondasi lainnya.
”Membangun kemampuan pondasi, merupakan suatu proses bertahap dan berkelanjutan yang dibangun sejak PAUD hingga SD kelas awal dengan memberikan ruang dan fasilitas untuk wadah ekspresi anak-anak kita,” jelas Ikfina.
Kegiatan bimtek transisi PAUD ke SD ini juga menindaklanjuti komitmen Bunda PAUD di Jakarta 7 Juni lalu.
Ia berharap, semua peserta bimtek menjadi garda terdepan dalam mengawal pembentukan karakter bangsa yang sejalan dengan konsep Nawacita yang digagas Presiden Joko Widodo.
”Fokusnya kajian revolusi mental untuk melahirkan generasi berkualitas melalui pendidikan di Kabupaten Mojokerto,” tegasnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto Ludfi Ariyono menambahkan, selepas bimtek, setiap peserta wajib membuat rencana aksi transisi PAUD ke SD.
Menurutnya, program ini untuk memastikan setiap anak memiliki kemampuan pondasi sebagai pembelajar sepanjang hayat. “Kemampuan pondasi dibangun secara berkesinambungan sejak di PAUD hingga SD kelas awal,” pungkasnya. (gk/mjf)