Harga telur ayam di pasar tradisional di Mojokerto hingga sampai saat ini masih menyentuh angka 21-23 ribu per kilogram. Peternak ayam ras petelur menyebut kenaikan harga telur di pasaran dipicu kenaikan biaya operasional.
Bukan hanya itu, kenaikan harga telur juga berimbas pada kenaikan harga pakan sehingga berdampak terhadap tingginya biaya operasional atau Even Point (BEP) yang dikeluarkan peternak untuk memproduksi telur ayam tersebut.
Terlebih kenaikan harga telur ayam juga akibat Pandemi Covid-19 di mana selama dua tahun itu banyak peternak ayam ras petelur gulung tikar sehingga
menyebabkan jumlah populasi ayam ras petelur di Kabupaten Mojokerto berkurang.
Peternak ayam ras petelur skala besar PT. Peternakan Sawo Jaya, M. Anang Hanafi (47) menjelaskan ada beberapa faktor yang menyebabkan kenaikan harga telur ayam di antaranya adalah pasokan atau ketersediaan barang minim namun permintaan pasar tinggi.
Kemudian minimnya ketersediaan telur yang diduga disebabkan banyaknya peternak ayam ras petelur yang gulung tikar akibat dua tahun terdampak Pandemi Covid-19.
Hingga, populasi ayam ras petelur berkurang sehingga mempengaruhi ketersediaan telur ayam di pasaran.
“Karena yang jelas pasti pasokan ya karena dua tahun lalu banyak yang sudah tutup akhirnya jumlah populasi ayam ras petelur berkurang dan otomatis permintaan masih tetap banyak, sehingga yang terjadi sekarang suplai-nya tidak ada rebutan akhirnya harga naik,” ungkapnya, Rabu (24/08/2022).
Anang mengatakan faktor yang juga mempengaruhi harga telur ayam naik akibat kenaikan pakan ternak yang sebagian besar bahan bakunya diperoleh dari impor dan kurs dolar.
Menurut dia, paling besar pengaruhnya kenaikan harga telur ayam ini adalah karena populasi yang minim akibat peternak terdampak Pandemi Covid-19.
“Kita tidak bisa menentukan harga (Telur ayam) karena harga ditentukan pasar dan
kebijakan pabrik pakan yang menentukan harga pakan,” bebernya.
Menurut dia, kenaikan harga telur ayam diprediksi akan berlanjut hingga akhir tahun 2022. Hal Ini berdasarkan dari berkurangnya populasi ayam ras petelur sehingga apabila peternak memulai usahanya akan membutuhkan waktu sekitar enam bulan untuk panen pertama telur ayam.
Para peternak ayam ras petelur di Kabupaten Mojokerto berharap Pemerintah Daerah turun mengendalikan harga pakan ternak ayam ras petelur. Jika harga pakan ternak murah otomatis akan berdampak terhadap harga telur ayam dikalangan peternak maupun pasar.
“Ibaratnya ketersediaan semuanya mulai dari bahan baku pakan itu seharusnya murah supaya nanti telur ayam tidak mahal,” tandasnya. (fad/gk)