Wali kota Mojokerto Ika Puspitasari dalam kesempatan ini menyampaikan bahwa tema ini dipilih guna meningkatkan akseptor KB khususnya pria yang berusia produktif. “Kalau hari ini ngobrol bareng temanya adalah terkait KB pada pria bukan berarti Pemerintah Kota Mojokerto tidak berhasil dalam mengendalikan penduduk, tapi lebih untuk medorong program pemerintah dalam meningkatkan akseptor KB yang paling sedikit yaitu KB pada pria atau MOP atau vasektomi,” kata wali kota yang biasa disapa Ning Ita.
Ning Ita menyampaikan bahwa berdasarkan data peserta KB aktif, dari 7 jenis KB program pemerintah yang akseptornya terendah, hanya 86 orang adalah vasektomi atau MOP. Sedangkan untuk jenis KB lainnya jumlahnya sudah ribuan, suntik sudah mencapai lebih dari 4000 akseptor, pil 1300 akseptor, IUD 2400 akseptor, implan 445 akseptor, kondom hampir 700 akseptor.
Untuk meningkatkan jumlah akseptor KB MOP atau vasektomi di Kota Mojokerto Ngobras Wader yang diinisiasi oleh Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DinkesP2KB) yang digelar tadi malam juga menghadirkan narasumber dr. Suryo Prasetyo Tribowo, Sp.U yang menjelaskan tentang manfaat dan proses KB pada pria. Tak hanya itu dalam Ngobras Wader juga hadir Kabid Pembinaan Masyarakat Kementerian Agama Kota Mojokerto Bisri Mustofa yang menjelaskan tentang manfaat dan landasan hukum KB pada pria dari sudut pandang agama islam.
Sebelumnya Wali kota Mojokerto telah mendapatkan penghargaan Manggala Karya Kencana. Dimana dalam penghargaan MKK ini terdapat 3 indikator yang diukur bagi seorang kepala daerah untuk bisa mendapatkannya. Pertama adalah terkait pembangunan kependudukan, artinya Kota Mojokerto sudah berhasil dalam melaksanakan program Bangga Kencana. Indikator kedua adalah terkait pelaksanaan KB, serta indikator ketiga adalah penurunan stunting, yang mana Kota Mojokerto merupakan daerah dengan angka prevalensi stunting terendah di Jawa Timur.