Joko Widodo Presiden RI meminta Nadiem Makarim Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) menambah anggaran riset untuk perguruan tinggi pada tahun ini. Hal ini sebagai upaya menuju Indonesia Emas 2045.
Hal itu disampaikan dalam Forum Rektor Indonesia (FRI) di Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Jokowi menyebut sejumlah negara seperti Amerika Serikat bahkan Vietnam sangat mengutamakan riset untuk meningkatkan kualitas suatu negara.
“Pak Nadiem, anggarannya diperbesar. Tidak apa-apa dimulai tahun ini, nanti kan sudah ganti Presiden, tapi dimulai dulu yang gede. Presiden yang akan datang, mau tidak mau pasti akan melanjutkan. Entah itu 01 02, atau 03, tapi dimulai dulu. Tidak mungkin kalau sudah ditambahkan banyak. Kemudian Presiden yang akan datang memotong, tidak akan berani,” katanya saat memberi sambutan di hadapan ratusan Rektor Perguruan Tinggi se-Indonesia, seperti yang dikutip dari suarasurabaya.net, Senin (15/1/2024).
Jokowi mengatakan, Sumber Daya Manusia (SDM) unggul menjadi kunci majunya sebuah bangsa dan negara. Karena menurutnya, Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah saja cukup untuk menjadikan sebuah negara menjadi maju.
“Justru kita sering lupa karena nikel, batu bara, bauksit, itu dicangkul saja sudah laku keras, semua negara terima, tapi tanpa nilai tambah,” katanya.
Selain itu, ia juga menekankan kepada pada rektor yang menjadi pimpinan perguruan tinggi agar terus berupaya meningkatkan inovasi dan Iptek yang berkualitas.
“Tetapi bukan hanya menguasai ilmu pengetahuan saja, tetap juga mau belajar yang kuat, modal mental dan fisiknya juga, yang kreatif, yang menghasilman karya berkualitas,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Jokowi mengatakan bahwa tugas Perguruan Tinggi sangat mulia, karena memiliki lembaga riset yang bisa mengembangkan suatu penelitian dan memecahkan berbagai masalah bangsa.
Oleh karena itu, ia menyatakan bahwa pihaknya juga turut memerintahkan Badan Riset dan lnovasi Nasional (BRIN) bersama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) untuk merancang, mejawab dan memanfatkan peluang yang ada saat ini.
“Yang paling penting kuncinnya ada di perguruan tinggi. Orkestratornya boleh dari BRIN, tapi perguruan tinggi peran untuk riset dan development harus betul-betul diperkuat,” pungkasnya. (ssnet/gk/mjf)