Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menutup pintu damai pada oknum buruh pendemo UMK Jatim 2024 yang menendang dan menginjak-injak 2 petugas Satpol PP.
Eri enggan berdamai meski ada upaya dari pihak serikat pekerja untuk bertemu dengan jajarannya. “Kalau sudah terlanjur begini ya tidak bisa (damai). Biarkan ranah hukum berjalan,” katanya.
Seperti diketahui ada, 2 petugas Satpol PP yang ditendang dan diinjak-injak oknum buruh pendemo UMK Jatim 2024 di Surabaya. Kedua petugas itu cedera retak tulang dada dan patah tulang belikat sehingga dirawat inap di RSUD dr Soewandhie Surabaya.
Soal memaafkan, Eri menyebut tentu sudah dilakukan. Namun, laporan ke kepolisian akan terus berlanjut sampai pelaku ditangkap dan mempertanggungjawabkan perbuatannya.
“Kalau kami memaafkan, ya, kami maafkan. Tetapi tetap untuk hukum harus terus berjalan. Soalnya kalau ini terjadi, terus nanti seperti apa kalau tidak ditindak?” Tegasnya.
Sebagai sesama manusia, Eri meminta untuk saling menjalankan kebaikan. Karena pada saat kejadian kedua petugas meminta izin kepada pendemo membukakan jalan untuk warga yang terjebak kemacetan tetapi justru dianiaya.
“Ayolah kita sama-sama manusianya. Jalankan kebaikan sesama manusia, hormati lah sesama manusia. Jangan pernah saling menyakiti. Itulah yang saya selalu ajarkan di Kota Surabaya,” katanya.
Ia juga meminta Kapolrestabes Surabaya menjadikan kasus ini sebagai atensi dan segera menangkap pelakunya. Oknum buruh itu merupakan warga luar kota dan kini sedang diburu polisi. Wajahnya pun sudah teridentifikasi.
“Saya juga menyampaikan pada Pak Kapolrestabes, saya memohon dan meminta untuk menjadi atensi. Karena ini sudah perbuatan yang kebangetan. Bagaimana caranya, pelaku harus ditangkap. Karena ini insiden buruk untuk Kota Surabaya,” tegasnya.
Sementara itu, perwakilan pimpinan Gerakan Serikat Pekerja (Gasper) Jatim mendatangi kantor Satpol PP Surabaya. Kedatangan mereka menyusul anggota Satpol PP yang ditendang dan diinjak-injak oknum buruh pendemo UMK 2024.
Kasatpol PP Surabaya M Fikser membenarkan ada pertemuan dengan perwakilan Gasper Jatim di kantornya. Usai pertemuan selama 5 menit itu, Fikser menegaskan bahwa Pemkot Surabaya meminta proses hukum tetap berjalan.
“Maksud mereka (Gasper Jatim) datang untuk minta maaf dengan kejadian kemarin. Saya bilang kami sudah memafkan, tapi secara hukum biarkan proses itu berjalan,” kata Fikser kepada detikJatim, Jumat (1/12/2023).
Sebagai komandan Satpol PP, Fikser menegaskan bahwa dirinya akan membela anggotanya. Sehingga ia merasa perlu memperjuangkan keadilan untuk anggotanya yang telah dianiaya.
“Kalau minta maaf ya kami maafkan. Tapi kalau kasus ini, itu bukan saya. Kan anggota saya yang kena. Mareka yang dipukul itu juga perlu keadilan. Kita sama-sama memperjuangkan anggota kita,” ujarnya.
Kedatangan perwakilan pimpinan Gasper Jatim ke Kantor Satpol PP Surabaya itu berlangsung pada Jumat sore sekitar pukul 15.00 WIB. Perwakilan Gasper itu ditemui langsung oleh Fikser.
Diketahui, terdapat dua petugas Satpol PP Surabaya yang ditendang dan diinjak-injak oleh buruh yang demo menuntut kenaikan UMK 2024 di Jalan Ahmad Yani, Kamis (30/11). Kedua petugas Satpol PP berinisial AM dan TA mengalami cedera retak tulang dada dan patah tulang belikat. Keduanya harus menjalani rawat inap di RSUD dr Soewandhie Surabaya. (det/mjf/gk)