BPBD Kabupaten Mojokerto Siap Siaga Jelang Puncak Musim Kemarau

Personel gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) disiagakan untuk menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah Kabupaten Mojokerto. Apalagi ada sejumlah titik rawan karhutla terutama di wilayah Selatan yang merupakan kawasan hutan dan pegunungan, yaitu Trawas dan Pacet.

Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati mengatakan, kerawanan bencana Karhutla menyusul puncak kemarau Agustus-September 2023.

Setidaknya wilayah Mojokerto memiliki kawasan hutan seluas 25.021,40 hektare yang di antaranya 10.181,10 hektare adalah hutan konservasi. Hutan konservasi dikelola Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur melalui UPT Taman Hutan Raya (Tahura) R. Soeryo.

Tak hanya itu, sekitar 10.656,70 hektare hutan produksi dan 4.183,60 hektare hutan lindung dikelola oleh Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pasuruan, KPH Mojokerto dan KPH Jombang.

“Kawasan hutan di Kabupaten Mojokerto terutama di bagian Selatan adalah pegunungan dan perbukitan. Populasi tanaman semak-semak dan tegakan hutan, dominasi pohon jenis pinus dan jenis rimba lainnya. Sehingga menjadikan Mojokerto merupakan salah satu kabupaten yang rawan kebakaran,” ungkap Ikfina, Jumat (28/7/2023).

Ia upaya dalam pengendalian Karhutla adalah melakukan mitigasi secara masif maupun penanganan langsung. “Salah satu upaya mitigasi yang bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan kesiapsiagaan kita, dan melaksanakan gladi simulasi penanganan kebakaran hutan dan lahan,” bebernya.

Menurut Ikfina, inspeksi dan simulasi kebakaran hutan dan lahan perlu dilakukan untuk mengukur dan mengecek kondisi peralatan sekaligus kemampuan petugas pemadam kebakaran hutan dan lahan.

“Selain itu, juga merupakan edukasi pembelajaran untuk masyarakat sekitar di wilayah hutan, dalam hal pencegahan dan penanganan Karhutla,” tandasnya.(gk/maja)

 

Pedagang Tambah Stok Buah di Tengah Meningkatnya Permintaan Saat Ramadan

Baca juga :