Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati meminta orang tua mendukung program transisi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ke Sekolah Dasar (SD) yang menyenangkan. Hal itu untuk membentuk kualitas serta mendukung tumbuh kembang anak secara optimal dalam memasuki masa pendidikan dasar.
Transisi PAUD ke SD yang menyenangkan itu merupakan program dari Kementerian, Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) yang perlu dipahami para orang tua. Salah satu wujud nyata program transisi PAUD ke SD yang menyenangkan adalah dihapusnya tes membaca, menulis dan berhitung (Calistung) saat pertama masuk jenjang ke SD. Sehingga program transisi PAUD ke SD yang menyenangkan perlu diketahui orang tua.
“Jadi kita perlu minta dukungan dari ibu-bapak semuanya. Bagaimana kemudian kita nanti memberikan penguatan-penguatan agar anak-anak ini senang belajar dan senang sekolah. Dan kita berupaya bagaimana anak-anak yang masuk kelas 1 SD ini bisa memaknai proses belajar ini sebagai sesuatu yang positif dan menyenangkan,” ungkap Bupati Ikfina saat memberikan pendidikan parenting kepada orang tua dari peserta didik baru SDN Bangsal, di ruang pertemuan SDN Bangsal, Senin, (17/7) pagi.
Transisi PAUD ke SD, lanjut Ikfina, merupakan proses perpindahan peran anak sebagai peserta didik PAUD menjadi peserta didik SD dan penyesuaian diri anak dengan lingkungan belajar baru. Kesiapan bersekolah harus berangkat dari tujuan pembelajaran yang sesungguhnya, yaitu memastikan setiap anak mendapatkan haknya memiliki kemampuan pondasi untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.
“Sehingga, transisi PAUD ke SD adalah upaya untuk memastikan setiap anak mendapatkan haknya terlepas dari manapun titik berangkat anak,” ujarnya.
Bupati perempuan pertama di Kabupaten Mojokerto ini menjelaskan, penguatan transisi PAUD SD sangat penting untuk mengubah miskonsepsi di lapangan, seperti praktik PPDB yang masih menerapkan tes calistung. Serta pembelajaran yang belum mencerminkan pemahaman bahwa membangun kemampuan fondasi (kematangan sosial emosional, kemampuan literasi dan numerasi dasar, serta kemampuan fondasi lainnya) merupakan suatu proses bertahap dan berkelanjutan yang dibangun sejak PAUD hingga SD kelas awal.
“Membangun kemampuan pondasi merupakan suatu proses bertahap dan berkelanjutan yang dibangun sejak PAUD hingga SD kelas awal dengan memberikan ruang dan fasilitas untuk wadah ekspresi anak-anak kita,” jelas Ikfina
Bupati Mojokerto sekaligus Bunda PAUD Kabupaten Mojokerto ini juga menjelaskan, ada enam kemampuan fondasi anak yang lebih penting untuk diajarkan di luar dari Calistung, yakni mengenal nilai agama dan budi pekerti, keterampilan sosial dan bahasa untuk berinteraksi, kematangan emosi untuk berkegiatan di lingkungan belajar, kematangan kognitif untuk melakukan kegiatan belajar.
“Kemudian pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri untuk berpartisipasi di lingkungan belajar secara mandiri, dan terakhir pemaknaan terhadap belajar yang positif,” pungkasnya. (dis/mjf/may)