Ikfina Fahmawati Bupati Mojokerto membuka secara resmi Pelatihan Gabungan (Latgab) Urban Search And Rescue (Usar) dan navigasi digital, yang digelar di Komplek Kasumi, Desa Kemasantani, Kecamatan Gondang. Bupati Ikfina berharap relawan semakin profesional dan terlatih serta semakin memiliki skill dalam menghadapi bencana, khususnya di bumi Majapahit ini.
Pelatihan gabungan Usar dan navigasi digital yang diinisiasi oleh Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Kabupaten Mojokerto ini diikuti oleh berbagai elemen lembaga relawan dari provinsi Jawa, Bali, Aceh hingga Sulawesi. Pelatihan ini berlangsung selama dua hari (3-4) Juni.
Latgab Usar dan Navigasi Digital ini dihadiri Basarnas, Kepala BPBD Kabupaten Mojokerto, Ketua FPRB Kabupaten Mojokerto dan Forkopimca Gondang.
Bupati Ikfina mengatakan, kegiatan pelatihan yusar dan navigasi digital ini dalam rangka peningkatan kapasitas sdm relawan, yang diselenggarakan di wilayah Kabupaten Mojokerto. Ia berharap relawan semakin profesional dan terlatih serta semakin memiliki skill dalam menghadapi bencana,
“Saya atas nama pemkab Mojokerto sangat mendukung sekali kegiatan pelatihan ini. Ini pelatihan yang pertama di wilayah provinsi jatim khususnya di Kabupaten Mojokerto,” terangnya, Sabtu, (3/6) pagi.
Lanjut Ikfina, Ia menjelaskan secara geografis, geologis, hidrologis dan demografis Kabupaten Mojokerto memiliki wilayah yang rawan dari berbagai ancaman bencana, baik yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam maupun faktor manusia. Orang nomor satu dilingkup Pemkab Mojokerto ini mengajak seluruh stakeholder dan masyarakat bersama-sama bertanggung jawab dalam hal pengurangan resiko bencana.
“Mari kita bersama bertanggung jawab mengurangi resiko bencana di Kabupaten Mojokerto melalui program – program pembangunan, perlindungan masyarakat dari dampak bencana, penjaminan pemenuhan hak masyarakat yang terkena bencana serta pemulihan kondisi dari dampak bencana,” ajaknya.
Ikfina menambahkan, Pelatihan gabungan yusar dan navigasi digital ini merupakan komponen penting dalam sistem tanggap darurat. “Hal ini karena relawan penanggulangan bencana merupakan penggerak awal pada saat terjadi bencana dan tahap tanggap darurat bencana,” imbuhnya.
Dengan pelatihan ini, lanjut Ikfina, ia berharap relawan bisa menjadi tenaga profesional yang sangat terlatih dan terampil dalam mencari, mengevakuasi dan memberikan pertolongan pertama pada korban. Meski dilingkungan yang sulit dan berbahaya sekalipun.
“Jenis penyelamatan ini bersifat sangat teknis dan membutuhkan banyak keterampilan, pelatihan dan kerjasama tim. Relawan pun harus terampil untuk menavigasi berbagai bahaya serta aman dan efektif,” pungkasnya. (dskm/gk/mjf)