Cerita Penemuan Gunung Bawah Laut di Pacitan Jawa Timur

Badan Informasi Geospasial (BIG) dan sejumlah lembaga menemukan keberadaan gunung di bawah laut, sekitar 260 kilometer selatan Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.

Keberadaan gunung ini menguatkan indikasi tentang kekuatan kegempaan di wilayah tersebut. Gunung yang saat ini disarankan dengan nama “Giri Salam” memiliki ketinggian 2.200 meter. Puncaknya berada di kedalaman 3.800 meter dari permukaan laut.

Anggota tim riset BIG mengatakan gunung ini ditemukan dalam rangkaian pengukuran batas dasar laut wilayah Indonesia-Australia, apa yang disebut survei Landas Kontinen Indonesia.

Sejauh ini, BIG telah mengidentifikasi 11 gunung di bawah laut. Kemungkinan masih terdapat gunung bawah laut lainnya, karena pemetaan dasar laut Indonesia belum sampai 10%.

Gunung tanpa nama yang baru terungkap keberadaannya di bawah laut bagian selatan Kabupaten Pacitan, hampir setinggi Gunung api Bromo di Jawa Timur.

Gunung ini ditemukan dalam rangkaian survei Landas Kontinen Indonesia (LKI) yang dilakukan September-November 2022 di wilayah Selatan Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.

Atika Kumala Dewi adalah salah satu yang ikut melaut untuk survei tersebut. Anggota tim dari BIG ini mengaku gambaran gunung sudah nampak pada layar monitor saat Kapal Baruna Jaya III milik BRIN, melintasi di atasnya.

“Jadi itu sebenarnya itu sudah terlihat, jangan-jangan ini gunung bawah laut. Dan, setelah diolah [datanya] itu betul, gunung bawah laut, dan masih masuk di dalam perairan wilayah Indonesia,” kata Atika kepada BBC News Indonesia, Rabu (15/02).

Gunung ini ditemukan dengan perangkat bernama Multibeam Echosounder (MBES). Perangkat ini berfungsi memetakan bentuk dasar laut melalui pantulan gelombang suara (sonar).

Penemuan gunung ini tidak membuat Atika terkejut, karena menurutnya “secara geologi kan untuk wilayah Indonesia dimungkinkan [dengan keberadaan gunung di bawah laut]”.

Apakah ini gunung api aktif?

 Sejauh ini, BIG baru mengidentifikasi bentuknya saja. Atika dan timnya belum bisa memastikan apakah gunung ini aktif atau tidak.

“Harus ada penelitian lebih lanjut,” katanya.

Mengapa pemetaan bawah laut masih minim?

Saat ini pemetaan bentuk bawah laut di Indonesia belum sampai 10% dari total luas perairan 6,4 juta kilometer persegi. Hal ini karena biaya operasional risetnya yang tinggi.

Sebagai gambaran, survei LKI yang dilakukan September-November 2022 ini mencapai Rp15 miliar.

Selain memetakan batas laut negara, BIG saat ini juga memprioritaskan pemetaan topografi bawah laut di tujuh taman nasional.

Dari tujuh taman nasional yang sudah terpetakan adalah Kepulauan Seribu, Bunaken di Sulawesi Utara, dan Taka Bonerate di Sulawesi Selatan.(gk/maja)

 

Sumber : BBC Indonesia

 

 

Pedagang Tambah Stok Buah di Tengah Meningkatnya Permintaan Saat Ramadan

Baca juga :