Menindaklanjuti rapat koordinasi pelaksanaan Program Mahasiswa Membangun 1.000 Desa yang diselenggarakan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Brawijaya (UB) beberapa waktu lalu secara daring, hari ini Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati menyambut dan berkoordinasi secara langsung bersama LPPM UB.
Rapat Koordinasi secara tatap muka ini berlangsung di ruang Coffe Table Center Bappeda Kabupaten Mojokerto, Selasa (10/1/2023). Pada koordinasi lanjutan ini, LPPM UB menyampaikan, sedikitnya ada 20 desa di Kabupaten Mojokerto yang masuk dalam kriteria sasaran Program Mahasiswa Membangun 1.000 Desa.
“Dalam menjalankan Program Mahasiswa Membangun 1.000 Desa ini, berbasis pada SDG’S, dengna mengangkat empat tema, diantaranya produksi pangan dan olahan pangan sehat, pengembangan kualitas pendidikan, sosialisasi ekonomi, lingkungan sehat berkelanjutan serta pengelolaan desa tangguh berkelanjutan,” ungkap Nurlita, Koordinator Kegiatan Mahasiswa Mengabdi Wilayah Kabupaten Mojokerto.
Dalam kesempatan ini, tim dari Universitas Brawijaya secara langsung berkoordinasi dengan Bupati Mojokerto terkait program yang akan berlangsung di Kabupaten Mojokerto. “Pada intinya kesempatan ini istilahnya kita permisi dulu kepada Bupati Mojokerto sebelum kegiatan berlangsung di Kabupaten Mojokerto,” katanya.
Sementara itu, Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati menyampaikan, sejumlah desa yang sudah tercatat sebagai sasaran Program Mahasiswa Membangun 1.000 Desa ini harus dilakukan kajian lebih lanjut, terkait potensi desa apa yang akan diangkat.
Sebelumnya, Rektor Universitas Brawijaya Profesor Widodo dalam rakor daring bersama Wakil Gubernur Jatim dan Bupati/Walikota di Jatim yang berlangsung Rabu (4/1/2023) lalu menyampaikan, Program Mahasiswa Membangun 1.000 Desa ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dan kompetensi mahasiswa untuk memahami problematika di masyarakat dan menjalankan fungsi perguruan tinggi sebagai pengembang serta menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Meningkatkan kapasitas mahasiswa ini sangat penting karena, sebagai institusi kita memiliki kewajiban untuk mendidik generasi bangsa,” ujarnya.
Widodo juga menjelaskan, bahwa Universitas Brawijaya juga memiliki data center yang sangat kuat dan cloud computing untuk pengembangan IPTEK yang dapat dianalisis dari problem yang ada di masyarakat dengan menggunakan perangkat-perangkat dan teori-teori yang ada.
“Sehingga, data-data ini bisa kita generalisasikan dan dapat dimanfaatkan oleh semua pihak. Misalnya dari pihak pemerintah bisa digunakan untuk pembuatan peraturan-peraturan,” pungkasnya. (gk/maj/may)