Acara tersebut diikuti oleh Ketua DPRD Kota Mojokerto, jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), sekretaris, asisten dan staf ahli Pemkot Mojokerto, kepala Organisasi Pemerintah Daerah (OPD), lurah, organisasi Islam, tokoh pemuka agama Islam, serta puluhan hafidh dan hafidhoh se-Kota Mojokerto.
Rangkaian Doa kebangsaan ini dimulai dengan khotmil Qur’an oleh para hafidh dan hafidhoh yang terbagi dalam tujuh majelis, dengan tujuh kali khatam. Kemudian pemberian santunan kepada anak yatim, dan pembacaan Istighosah.
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari menyampaikan bahwa doa bersama ini adalah wujud syukur serta merefleksikan makna hari kemerdekaan.
“Kita sebagai generasi penerus bangsa, memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melanjutkan dan mengisi kemerdekaan. Banyak hal yang telah kita ikhtiarkan, pemerintah bersinergi dengan seluruh masyarakat membangun berbagai sektor kehidupan, dalam rangka memajukan Kota Mojokerto,” jelas Ning Ita sapaan akrab Wali kota.
Pihaknya juga menjelaskan bahwa kunci pembangunan di Kota Mojokerto adalah harmonisasi dan perdamaian antar umat beragama. “Harmonisasi dan kedamaian di Kota ini adalah modal utama, sehingga pembangunan di Kota Mojokerto berjalan dengan sangat baik dan lancar,” ujarnya.
Tidak lupa, Ning Ita juga mengingatkan kepada seluruh tamu undangan, agar waspada terhadap pengaruh dan dampak negatif dari era keterbukaan informasi saat ini.
“Kita semua punya tanggung jawab untuk membekali generasi penerus bangsa, agar tetap berada di koridor sebagai anak bangsa yang berkarakter Pancasila. Kontribusi pendidikan karakter berlandaskan keagamaan merupakan peran yang sangat penting untuk membekali anak-anak kita,” pungkasnya.