Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto menggelar Peningkatan Mutu Pendidikan PAUD melalui Bunda PAUD dengan tema ‘Advokasi transisi dari PAUD ke SD yang menyenangkan, pencegahan dan penanganan kekerasan di lingkungan Satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)’, yang berlangsung di Pendapa Graha Maja Tama (GMT) Pemkab Mojokerto, Selasa, (14/11) pagi.
Kegiatan ini diikuti delapan guru TK dan PAUD dari masing-masing Kecamatan se- Kabupaten Mojokerto. Hadir pula dalam kegiatan ini Bunda Paud Kecamatan Se-Kabupaten Mojokerto.
kfina Fahmawati Bupati Mojokerto I berkesempatan menjadi salah satu narasumber. Dalam kesempatan itu, Bupati Ikfina mengatakan, pada prinsipnya kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan serta menciptakan iklim pendidikan yang menyenangkan.
“Kita menginginkan agar anak-anak bahagia dan tidak tertekan. Maka, sangat penting untuk menciptakan sekolah yang menyenangkan dan bagaimana anak- anak ini bisa mencintai belajar seumur hidup,” terangnya.
Lanjut Ikfina, salah satu cara untuk mendorong anak didik bisa mencintai belajar seumur hidup adalah dengan mewujudkan program transisi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ke Sekolah Dasar (SD) yang menyenangkan.
Untuk mewujudkan proses transisi PAUD ke SD/MI yang menyenangkan itu, Ikfina mengatakan, satuan pendidikan perlu menghilangkan tes calistung dari proses penerimaan peserta didik baru pada pendidikan dasar (SD/MI), menerapkan masa perkenalan bagi peserta didik baru selama dua minggu pertama, menerapkan pembelajaran yang membangun enam kemampuan fondasi anak yang dibangun secara k dari PAUD hingga kelas dua pada pendidikan dasar
“Transisi PAUD ke SD yang menyenangkan ini sangat penting diwujudkan. Kita terus berupaya untuk menyiapkan anak- anak kita ini dalam menghadapi belajar seumur hidupnya,” jelasnya.
Orang nomor satu dilingkup Pemkab Mojokerto ini juga meminta tenaga pendidik untuk fokus terhadap pembangunan 6 fondasi dasar anak yang harus dilakukan dari PAUD hingga SD kelas 2.
Enam kemampuan pondasi tersebut terdiri dari mengenal nilai agama dan budi pekerti, keterampilan sosial dan bahasa untuk berinteraksi, kematangan emosi untuk berkegiatan di lingkungan belajar, kematangan kognitif untuk melakukan kegiatan belajar, pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri untuk berpartisipasi di lingkungan belajar secara mandiri, dan pemaknaan belajar sebagai suatu hal yang menyenangkan dan positif.
“Saya minta tenaga pendidik untuk fokus dan paham dengan 6 fondasi dasar anak agar mereka punya kepercayaan diri dan kemampuan, sehingga bisa menjauhkan dari bullying. Juga bisa membuat anak-anak berani mengatakan ‘tidak’ itu akan bisa menjaga dirinya,” pungkasnya. (dskm/gk/mjf)