Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto bekerjasama dengan PT Jasa Marga memberikan bantuan 100 paket gizi balita dan pengobatan gratis kepada warga di wilayah Kecamatan Jetis. Bantuan tersebut guna mendukung percepatan penurunan stunting.
Bantuan paket gizi balita itu berupa telur 10 butir, beras 5 kg, minyak 1 liter dan susu 350 ml. Bantuan paket gizi balita itu diserahkan secara simbolis oleh Bupati Mojokerto Ikfina kepada masing-masing warga atau ibu balita Desa Ngabar sebanyak 60 penerima, Desa Canggu sebanyak 10 penerima, Desa Parengan 10 penerima, Desa sidorejo 10 penerima dan Desa Mojolebak 10 penerima.
Selain menyerahkan paket gizi balita, dalam kesempatan tersebut, Pemkab dan PT Jasa Marga juga memberikan pengobatan gratis untuk warga dari lima desa tersebut.
Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati menyampaikan terima kasih atas kerjasamanya dengan membantu Pemkab Mojokerto dalam hal penurunan stunting di wilayah setempat. Selain itu, Bupati Ikfina juga menyampaikan jika saat ini, bangsa Indonesia telah menghadapi masalah besar, yaitu terkait dengan ancaman kualitas SDM yang disebut stunting.
“Karena stunting ini adalah menjadi masalah di negara kita, karena balita stunting maka kecerdasannya 20 persen dibawah rata-rata,” terang Bupati Ikfina, di Pendapa Desa Ngabar, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, Kamis (21/9) siang.
Lanjut Ikfina, untuk mendapatkan pertumbuhan balita yang maksimal dan memenuhi gizi, Ikfina menekankan agar para orang tua dapat memberikan makanan zat pembangun seperti telur, ayam, ikan, daging, dan susu.
“Saya minta tolong, agar tidak jatuh pada kondisi stunting, maka anak-anak perlu zat pembangun, jadi setiap makan harus ada protein dan wajib ada protein hewani. maka kalau mau menyuapi anak-anaknya harus ada salah satu dari zat pembangun,” terangnya.
Ikfina juga berpesan kepada seluruh orang tua agar memberikan gizi yang baik untuk balita, salah satunya dengan bisa memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan sejak bayi dilahirkan, karena kandungan ASI sendiri memiliki zat kekebalan tubuh yang membuat bayi tidak gampang sakit. Sementara bagi usia bayi diatas 6 bulan boleh diberikan makanan pendamping.
“Semua orang tua tentunya ingin anaknya lebih mulia dari mereka. Tapi itu tidak bisa begitu saja, melainkan harus diupayakan. Baik gizi, stimulasi, dan pengasuhan agar anak-anak tumbuh menjadi pribadi luar biasa,” jelasnya.
Selain itu, Ikfina mendorong bagi ibu sedang kondisi hamil, lingkar lengannya tidak boleh kurang dari 23,5 cm, karena hal tersebut, menjadi tanda minimal kecukupan gizi bagi ibu hamil.
Demikian juga pasangan usia subur (PUS) yang terlalu tua atau lebih dari 35 tahun diharapkan tidak hamil lagi, karena usia ibu diatas 35 tahun sangat berpotensi melahirkan bayi stunting.
“Karena ada masa sel telur. Makin tua usia ibu, kualitas sel telurnya sudah kurang baik. Maka dari itu apabila masih mengalami menstruasi, dianjurkan memakai KB metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP),” jelasnya.
Sementara itu, sebagai orang tua juga harus bisa membentuk karakter anak menjadi baik. Dalam hal ini, terdapat beberapa tahapan interaksi lingkungan yang membentuk karakter anak dimasa yang akan datang.
Seperti halnya, ketika anak usia 0 hingga 1 tahun, ini menjadi momen anak belajar percaya dengan orang lain. Selanjutnya, pada usia 1 hingga 3 tahun, ini menjadi momen seorang anak dalam masa pembentukan karakter.
“Di moment ini, seorang ibu punya peran yang sangat penting, agar bisa membentuk karakter anak bisa menjadi percaya diri,” pungkasnya.
Turut hadir, Direktur Utama PT. Jasa Marga, Kepala Dinas DP2KBP2, Forkopimca Jetis, Kepala Desa Ngabar (dis/mjf/ram)