Wali kota Mojokerto Ika Puspitasari melakukan paparan terkait Aplikasi Gayatri dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pembuatan Road Map SATUSEHAT yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), Kamis (13/4).
“Sejak awal, saya memang konsisten terkait satu data. Sehingga sejak tahun 2019, saya menginisiasi Gayatri ini untuk mengawali upaya satu data Kota Mojokerto di bidang kesehatan” ungkap Wali kota Ika.
Perlu diketahui, paparan yang dilakukan secara daring di ruang Sabha Pambojana Rumah Rakyat kali ini adalah tindak lanjut atas terpilihnya Kota Mojokerto sebagai daerah percontohan dalam integrasi layanan kesehatan oleh Kemenkes RI.
Sebelumnya Wali kota dan jajaran Dinas Kesehatan P2KB telah menerima kunjungan dari tim monitoring integrasi SATUSEHAT Kemenkes RI (11/4). Rombongan yang dipimpin oleh Staf Ahli Kemenkes RI Setiaji itu mengungkapkan, Kota Mojokerto terpilih karena dinilai memiliki bayak program digitalisasi dan inovasi dalam bidang layanan kesehatan.
Sementara itu, SATUSEHAT sendiri merupakansalah satu upaya Kemenkes untuk mengintegrasikan data rekam medis pasien di fasilitas kesehatan ke dalam satu platform Indonesia Health Services. Prinsip kerja Gayatri dinilai dapat menjadi percontohan dalam meningkatkan performa program digitalisasi yang tengah digarap Kemenkes.
Di dalam aplikasi Gayatri sendiri terdapat berbagai fitur. Diantaranya yaitu Verivali, PSN, Prameswaei, Invemtori, SIMRS, TTD (Tablet Tambah Darah), Cek antrian per-faskes dam per-poli, Simkes, Vaksomasi Covid-19, dan masih banyak lagi.
Berbagai fitur tersebut tidak akan berjalan baik dam tepat sasaran tanpa adanya kolaborasi dari berbagai pihak. Selain tentunya Dinkes P2KB, terdapat BPJS serta OPD lain seperti Bappedalitbang, Dispendukcapil, Diskominfo, dan masing-masing rumah sakit dan faskes yang tersebar di Kota Mojokerto.
“Fokus peningkatan derajat kesehatan ini menjadi poin penting yang harrs diikhtiarkan semua pihak. Terbukti, dengan porsi penganggaran bidang kesehatan menjadi yang tertinggi, hingga di atas 20 persen. Ini melebihi mandatory spending yang ada,” ujar sosok yang akrab disapa Ning Ita ini.
Tidak mengherankan, keseriusan Ning Ita dalam menangani pelayanan kesehatan ini lantas pernah membuat Gayatri termasuk dalam TOP 45 pada ajang IGA oleh Kemendagri. (gk/mjf/may)