Proses pencarian Raffi Dimas Baddar mahasiswa asal Pasuruan yang hilang di Bukit Krapyak, Desa Padusan, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto berlanjut. Mengigaat hingga hari ke 14 jejak keberadaan korban belum juga ditemukan.
Rencananya proses pencarian kali ini, dilakukan secara mandiri ini dilakukan oleh puluhan sukarelawan asal Surabaya yang tergabung dalam potensi relawan Sar Surabaya dan sejumlah Mapala (Mahasiswa Pecinta Alam) se-Surabaya. Pencarian akan dilakukan selama tujuh hari yang dimulai ini pada Minggu 25 September hingga 2 Oktober 2022.
Komandan Tim Basarnas Surabaya, Octavino menjelaskan pencarian secara sekurela ini merupakan inisiatif dari relawan Sar dan Mapala di Surabaya. Sebelumnya mereka mendatangi Basarnas Surabaya untuk ikut dalam pencarian mandiri di Bukit Krapyak.
“Jadi bukan operasi Sar resmi dari Basarnas namun pencarian sukarela dilakukan relawan bersama mahasiswa pecinta alam dari sejumlah kampus se-Surabaya selama tujuh hari,” jelasnya saat dikonfirmasi melalui seluler, Sabtu (24/09/2022).
Vino menyebut, dalam proses pencarian kali ini terdapat kurang lebih 30 an orang dari relawan dan pecinta alam di Surabaya yang nantinya ikut bergabung dalam pencarian mandiri.
“Mereka sudah mempunyai basic navigasi darat, kompas, peta, GPS dan stamina prima karena itu syarat utama untuk melakukan pencarian,” ucap Vino.
Ia mengatakan Basarnas Surabaya akan memberikan akomodasi berupa kendaraan dan alat-alat navigasi darat, peta serta GPS.
“Kita siapkan akomodasi kendaraan truk untuk mengantar relawan dari Surabaya menuju Bukit Krapyak via Grenjengan, Padusan pada Minggu besok,” ungkapnya.
Nantinya, mereka akan berkumpul dan berkoordinasi dengan relawan FPRB (Forum Pengurangan Resiko Bencana) Mojokerto saat melakukan pencarian di Bukit Krapyak.
“Pencarian nanti menyesuaikan kemampuan para relawan selama tujuh hari jika hasilnya nihil kita lihat evaluasi dulu untuk langkah selanjutnya,” terangnya.
Sementara itu, Asper Bagian Kesatuan Pengelolaan Hutan (BKPH) Pacet dan Pengelolaan Hutan (KPH) Pasuruan, Margono mengatakan pihaknya telah mengetahui terkait rencana relawan dan Mapala asal Surabaya yang bergabung dalam misi kemanusiaan tersebut.
“Ada yang hubungi saya via WA Dudik Sar Surabaya detail rencanya katanya cuma tujuh orang namun tidak tahu kalau ada perubahan dan kami sarankan buat izin tertulis ke kantor KPH,” ujarnya.
Menurut dia, pencarian mandiri yang dilakukan pihak keluarga didampingi Perhutani, Polhut dan relawan serta warga Padusan belum membuahkan hasil. Hingga kini korban yang mahasiswa semester III Fakultas Teknik Mesin Universitas Wijaya Putra hampir dua pekan hilang di Bukit Krapyak belum ditemukan.
“Masih nihil belum ditemukan,” pungkasnya.
Sebelumnya, seroang pendaki dikabarkan hilang saat melakukan camping di bukit Krapyak Desa Padusan, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokarto. Belum diketahui pasti penyebab hilangnya seorang pemuda bernama Raffi Dimas Baddar, (20) warga Desa Pekoren, Kecamatan Rembang, Kabupaten Pasuruan tersebut. Hingga kini petugas gabungan tengah melakukan pencarian.
Korban yang diketahui seorang mahasiswa ini dikabarkan hilang sejak Minggu (11/09/2022) siang. Sebelum dinyatakan hilang, korban sempat bermalam di area perkemahan bukit Krapyak bersama 10 rekannya.
Informasi Informasi yang berhasil diperoleh, Korban Raffi bersama 10 orang rekannya masuk ke loket kawasan perkemahan tersebut sejak Sabtu (10/09//2022) sekitar pukul 18.30 WIB. Di petak 24C RPH Claket BKPH Pacet KPH Pasuruan itu mereka melakukan camping. (fad/gk)