Sebanyak 8 rumah milik warga Dusun Ketangi, Desa Ngembeh, Kecamatan Dlanggu terancam longsor. Kondisi ini setelah terjadi longsoran tebing dengan tinggi 30 meter dan panjang 400 meter. Sejak Maret lalu, hampir setiap hari terjadi longsor akibat terkikis sungai. Terlebih lagi, struktur tanah di lokasi, berupa pasir.
Beberapa tahun lalu jarak 8 rumah ini cukup jauh dari bibir Sungai Raharja Tirta, yakni sekitar 10-15 meter. Setiap musim hujan, tebing 30 meter itu tergerus aliran sungai hingga kian mendekati rumah warga. Puncaknya pada 5 Maret 2024, bibir sungai longsor merusak 8 rumah.
Kondisi rumah warga Dusun Ketangi terdampak tanah longsor sangat mengkhawatirkan. Bagian belakang rumah mereka menggantung di atas Sungai Raharja Tirta. Rinciannya, rumah Iswati (47) rusak bagian dapur dan kamar mandi, rumah Winarto (42) rusak pada bagian kandang kambing.
Rumah Mat Slimin (55) rusak di bagian dapur, rumah Sebo (70) rusak di bagian dapur, rumah Sumito (65) rusak bagian dapur, rumah Sutami (55) rusak di bagian dapur, rumah Kasian (70) rusak pada bagian dapur dan kamar mandi, sedangkan rumah Suwadi (70) bagian dindingnya retak-retak.
Sebagai bentuk perhatian, Selain mendirikan posko bersama pemkab, Polres Mojokerto juga menyiagakan personel untuk mengantisipasi meluasnya dampak bencana. Petugas akan patroli mobile secara berkala, untuk memantau longsor yang mengancam warga RW 1 dan 2 Dusun Ketangi tersebut. Jika diperlukan, Polri bersama TNI dan relawan akan mengevakuasi warga saat terjadi kondisi darurat.
“Kami sampaikan pada warga kalau sedang cuaca buruk, hujan lebat, kami minta untuk mengungsi ke posko yang disediakan,’’ terang AKBP Ihram Kustarto Kapolres Mojokerto .
Posko didirikan di rumah warga yang aman dari ancaman longsor. Satu tenda darurat serta sejumlah set kasur milik BPBD Kabupaten Mojokerto turut dibangun di lokasi. Tujuannya tak lain, sebagai tempat mengungsi 8 keluarga terdampak jika sewaktu-waktu longsor meluas.
Posko didirikan di rumah warga yang aman dari ancaman longsor. Satu tenda darurat serta sejumlah set kasur milik BPBD Kabupaten Mojokerto turut dibangun di lokasi. Tujuannya tak lain, sebagai tempat mengungsi 8 keluarga terdampak jika sewaktu-waktu longsor meluas.