Pemkab Mojokerto Raih Swasembada Beras dengan Produktivitas Padi 315 Ribu Ton

Seorang petani di Kabupaten Mojokerto yang sedang melakukan panen.

Kabupaten Mojokerto – Datangnya masa panen yang berimbas pada tingginya produktivitas padi, menjadi harapan masyarakat bahwa harga akan menurun. Selama tahun 2023, Pemkab Mojokerto melalui Dinas Pertanian (Distan) memastikan swasembada pangan padi dalam kondisi aman.

Itu karena produktivitas pertanian padi di Mojokerto telah mencapai 315.201 ton pada tahun 2023. Capaian itu paling banyak berada di kawasan Pacet, yakni mencapai 34.623 ton.

Menurut Nurul Istiqomah, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto, produktivitas padi mengalami surplus karena didukung luas lahan panen bersih.

“Kalau sesuai data kami, untuk luas panen bersih di tahun 2023 mencapai 51.416 hektare,” jelas Nurul, Minggu (3/3/2024).

Ia menjelaskan swasembada pangan dalam kondisi aman menyusul luas lahan pertanian, yaitu subround I mencapai 23.862 hektare dan subround II 20.242 hektare serta subround III 7.313 hektare.

Selain itu hasil pertanian khususnya padi mengalami peningkatan. Apalagi produktivitas padi kini mencapai 315.201,08 ton

Adapun rinciannya adalah subround I di angka 152.937 ton, subround II mencapai 117.171,66 ton dan subround III di kisaran 45.092,09 ton.

Sedangkan, produktivitas padi tertinggi di Kecamatan Pacet sekitar 34.623 ton, Kecamatan Pungging 31.311 ton dan Kecamatan Kutorejo 28.948 ton.

Tidak hanya itu, produktivitas komoditas jagung juga meningkat di angka 249.434,96 ton dan kedelai 1.778,30 ton. “Kalau kita berbicara soal swasembada pangan, maka seharusnya aman karena produktivitas padi di Kabupaten Mojokerto surplus,” bebernya.

Dikatakan Nurul, produktivitas padi di Kabupaten Mojokerto dipengaruhi beberapa faktor, di antaranya penggunaan bibit unggul dan pemupukan seimbang. Apalagi didukung oleh kesadaran petani yang menerapkan teknologi pertanian.

Infrastuktur pertanian juga sangat mendukung capaian swasembada pangan di daerah, misalnya adanya bendungan dan irigasi pertanian.

“Infrastruktur pertanian menjadi salah satu faktor penentu. Petani tetap bisa produktif melakukan penanaman padi, meski musim kemarau. Ini bukti pemerintah hadir untuk mewujudkan swasembada pangan,” pungkasnya. (gk/mjf/sry)

Pedagang Tambah Stok Buah di Tengah Meningkatnya Permintaan Saat Ramadan

Baca juga :