Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati membuka pelatihan pola asuh anak dan remaja di era digital (PAAREDI) bagi ketua TP PKK Desa dan PokJa I se-Kecamatan Jetis. Dalam paparannya, Bupati Ikfina mengimbau, dalam menerapkan pola asuh anak, orang tua harus bisa menjadi tempat keluh kesah dan tempat perlindungan bagi anak-anaknya.
Pelaksanaan PAAREDI yang diselenggarakan di Kantor Kecamatan Jetis, pada Senin (31/7) siang. Juga turut dihadiri Camat Jetis, Kepala Puskesmas Jetis, dan jajaran Forkopimca Jetis.
“Ketika anak-anak kita ini punya masalah, ya sebaiknya orang tuanya itu ibunya dan ayahnya menjadi orang pertama yang harusnya menjadi tempat dia untuk diskusi,” ucap Ikfina.
Maka, agar anak-anak di era digital saat ini dapat terbuka dengan orang tua, Bupati Ikfina menegaskan, bahwa orang tua dapat menerapkan empat prinsip pengasuhan yakni menerima, menghargai, menguatkan, dan menjaga serta melindungi anak-anaknya.
Terkait menerima atau penerimaan, orang nomor satu dilingkup Pemerintah Kabupaten Mojokerto mengatakan, bahwa dalam mengasuh anak dan remaja. Sebagai Orang tua dapat menerima segala kekurangan dan kelebihan dari masing-masing anaknya.
“Kita harus bisa menerima anak kita apa adanya, jangan sampai sebagai orang tua membandingkan dengan anak-anak yang lain atau mungkin membandingkan anak yang satu dengan yang lain, itu tidak boleh,” ujarnya.
Setelah orang tua dapat menerima segala kondisi anaknya, lanjut Ikfina, sebagai orang tua juga harus bisa menghargai anaknya. Ia juga menilai, menghargai seorang anak tidak perlu menunggu anak tersebut berprestasi.
“Dihargai itu tidak harus dia berprestasi, dia berbuat sesuatu yang sederhana pun itu butuh dihargai, sehingga dia merasa bahwa dia itu berarti untuk orang tuanya tidak hanya diterima tapi membanggakan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Bupati Ikfina juga menjelaskan, dalam mengasuh anak, sebagai orang tua juga harus bisa menguatkan anaknya ketika seorang anak memiliki masalah, sebagai orang tua harus menjadi orang pertama untuk diajak berdiskusi terkait dengan masalah yang dialami anak tersebut.
“Kalau kemudian dia tidak mau bicara sama orang tuanya maka orang tua wajib introspeksi,” bebernya.
Terakhir, orang tua juga harus bisa menjaga dan melindungi anak-anaknya baik secara fisik maupun ketika berada di dunia maya.
Selain itu, dalam menjaga dan melindungi anak, Bupati Ikfina menjelaskan, terdapat beberapa tahapan interaksi lingkungan yang mempengaruhi pembentukan karakter anak di masa yang akan datang.
Seperti, ketika anak usia 0 hingga 1 tahun, ini menjadi momen seorang anak belajar percaya dengan orang lain. Selanjutnya, pada usia 1 sampai 3 tahun, sebagai momen pembentukan karakter anak.
“Seorang ibu punya peran yang sangat penting, agar bisa membentuk karakter anak, bisa menjadi percaya diri,” jelasnya.
Selanjutnya, ketika anak menginjak usia 3 hingga 6 tahun, sebagai momen untuk anak dapat lebih inisiatif, maka sebagai orang tua wajib mengarahkan dan mendukung terhadap hal-hal yang baik dan positif.
Sedangkan, pada usia 6 sampai 12 tahun, merupakan masa anak untuk lebih produktif, dan ketika pada usia 12 tahun keatas, menjadi momen anak memasuki masa remaja dan mulai mencari jati diri serta membutuhkan pengakuan dari orang lain. Maka, ketika anak beranjak memasuki usia remaja, Bupati Ikfina berpesan, agar orang tua dapat memastikan anaknya berada pada kelompok yang baik.
“Sebagai orang tua kita tidak boleh tidak peduli, karena Allah SWT menitipkan anak-anak kepada kita dalam keadaan bersih, sehingga apa saja yang dilakukan anak, orang tua harus tahu,” bebernya.
Di Akhir arahannya, Bupati Ikfina berharap, pada pelaksanaan PAAREDI kali ini dapat menjadi momen orang tua dapat melakukan evaluasi terhadap pola asuh yang sudah diterapkan selama ini.
“Tentu semua orang tua yakin bisa menjadi orang tua yang baik dan semua orang tua ingin menjadi orang tua yang baik, akan tetapi belum tentu semua orang tua bisa berperan sebagai orang tua yang benar,” pungkasnya. (dis/mjf/may)