setiap motif batik pasti ada filosofinya. Hal tersebut disampaikan Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari saat pembinaan kreativitas bagi para perajin batik Kota Mojokerto di Pendopo Sabha Krida Tama Rumah Rakyat.
“Setiap lukisan yang dituangkan di kain, ada filosofi yang bisa diceritakan. Karena adanya filosofi, maka meningkatkan hasil nilai karya. Batik dapat memiliki nilai lebih dengan adanya filosofi pada setiap motif dalam kain batik,” jelasnya.
Ning Ita berpesan agar para pembatik di Kota Mojokerto terus konsisten untuk melestarikan warisan budaya Mojopahit. Hal tersebut untuk mendukung Kota Mojokerto sebagai kota pariwisata berbasis sejarah dan budaya.
“Pariwisata Kota Mojokerto lebih memfokuskan pada wisata sejarah dan budaya. Sehingga nilai-nilai budaya yang terkandung di dalam batik ini, juga perlu kita gali filosofinya untuk dijadikan narasi. Dan pentingnya untuk mencatat dan mendaftarkan desain batik,” ungkapnya.
Ning Ita juga mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto akan memfasilitasi 100 karya untuk didaftarkan.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kota Mojokerto, Ani Wijaya mengatakan, peserta pelatihan tersebut telah dinyatakan lulus uji kompetensi dari Balai Besar Pelayanan Jasa Kerajinan dan Batik.
“Ini adalah upaya kami untuk meningkatkan daya saing batik Kota Mojokerto. Kemandirian para pengrajin nanti akan kita kedepankan,” pungkasnya. (bjt/gk/mjf/ram)