Tahun ini pemerintah Indonesia memperoleh tambahan kuota calon jemaah haji (CJH) sebanyak 8 ribu. Jawa Timur diproyeksikan mendapatkan jatah 5 persen dari total CJH.
Hanya, hingga Minggu, berapa jumlah pasti tambahan kuota haji itu belum ditetapkan. ’’Kami masih menunggu keputusan resmi dari pusat,’’ kata Kabid Penyelenggaraan haji dan Umrah (PHU) Kanwil Kemenag Jatim Abdul Haris.
Karena itu, kata Haris, pihaknya belum bisa memastikan soal teknis distribusi tambahan kuota itu. ’’Termasuk soal siapa yang jadi prioritas,” katanya.
Sementara itu, Gubernur Khofifah Indar Parawansa menyatakan, dari tambahan 8 ribu kuota haji se-Indonesia, diperkirakan Jatim akan mendapat tambahan 1.272 CJH.
’’Namun, kepastiannya tetap menunggu ketetapan resmi dari pusat. Yang jelas, tentu kami bersyukur. Ini akan mengurangi masa antrean haji,” kata Khofifah.
Di bagian lain, hingga penutupan masa pelunasan biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) reguler tahun 2023 pada Jumat (12/5), masih ada 2.639 CJH asal Jatim yang belum memenuhi kewajibannya.
Abdul Haris menyebutkan, ada lima faktor CJH belum melunasi biaya haji. Bukan hanya problem sistem perbankan.
’’Ada CJH yang sakit dan wafat. Juga, menunggu (kemungkinan) adanya pendamping,’’ kata Haris.(gk/maja)