Kelurahan Sentanan di Kota Mojokerto termasuk kategori kelurahan kecil namun warganya yang berbeda agama dapat hidup berdampingan dengan baik. Hal itulah yang menjadi alasan bagi Pemerintah Kota Mojokerto untuk mengusulkan Kelurahan Sentanan sebagai Kelurahan Plurarisme kepada Kementerian Agama.
“Memang Sentanan ini masuk dari salah satu kelurahan yang kami usulkan ke Kementerian agama sebagai kelurahan Pluralisme. Karena di Sentanan ada berbagai umat beragama dan tempat ibadah yang berbeda namun bisa hidup berdampingan dan harmonis,” kata Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari saat safari ramadan salat asar berjamaah di Musala Wakaf Mashur, Kelurahan Sentanan pada Sabtu (8/4/2023).
Lebih lanjut wali kota perempuan yang akrab disapa Ning Ita ini menyampaikan bahwa di Kota Mojokerto enam agama dan semuanya pemeluknya dapat hidup berdampingan dan saling menghormati.
“Kami ingin di Kota Mojokerto yang di dalamnya hidup enam pemeluk agama semuanya tetap bisa hidup rukun berdampingan saling menghormati, toleransinya tinggi, tidak ada pertikaian antar umat beragama. Semoga harmonisasi yang cukup indah ini terus bisa kita jaga selamanya,” kata Ning Ita.
Ia menambahkan bahwa Pemerintah Kota Mojokerto setiap tahun selalu memberikan bantuan hibah untuk tempat-tempat peribadatan yang ada di Kota Mojokerto. Baik itu untuk musala, masjid maupun gereja.
“Kami Pemerintah Kota Mojokerto juga ingin berkontribusi dalam rangka memberikan tempat ibadah menjadi tempat yang nyaman bagi umat beragama dalam melaksanakan ibadahnya,” tutur Ning Ita.
Musala Mashur selain sebagai tempat ibadah juga digunakan untuk TPQ. Oleh karenanya Ning Ita juga menitipkan pendidikan para generasi penerus bangsa kepada guru-guru TPQ di musala ini.
“Saya titip kepada guru TPQ selain mengajarkan Al-quran juga menguatkan pendidikan karakter,” pinta Ning Ita.
Saat bersilaturahmi bersama jamaah Musala Wakaf Mashur, Ning Ita juga mohon doa agar dapat menuntaskan amanah yang diberikan oleh warga Kota Mojokerto.
“InsyaAllah Desember nanti saya akan purna tugas, dan di sisa waktu delapan bulan saya akan gunakan semaksimal mungkin untuk menyelesaikan program-program pembangunan. Mohon doanya,” pungkas Ning Ita.
Di tahun terakhir masa kepemimpinan Ning Ita di Kota Mojokerto Musala Al Mashur untuk pertama kalinya mendapatkan bantuan hibah dari Pemkot Mojokerto, yaitu sebesar Rp55.000.000 (Lila puluh lima juta rupiah). Selain itu takmir musala dan guru TPQ juga mendapatkan bingkisan dari Ning Ita. (gkmjf/may)