Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto melalui Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes PPKB) Kota Mojokerto menggencarkan pelaksanaan program Cegah Stunting dengan rumus ABCDE dalam menurunkan angka stunting di Kota Mojokerto.
Wali kota Mojokerto, Ika Puspitasari mengatakan campur tangan pemerintah dalam pertumbuhan anak merupakan tugas penting. Sebab, itu sebagai salah satu perwujudan membentuk generasi bangsa yang sehat, cerdas dan berkualitas. “Jika masih kecil sudah stunting, maka dipastikan tumbuh kembang anak-anak akan terganggu. Sehingga, harapan negara Indonesia untuk generasi masa depan yang sehat, yang cerdas, yang berkualitas ini akan sulit terwujud kalau kecilnya sudah stunting,’’ ungkapnya.
Menurut Ning Ita (sapaan wali kota. red), stunting ini bisa terjadi mulai bayi dalam kandungan hingga usia 5 tahun.
“Seperti yang kita ketahui 25% otak bayi tumbuh saat dalam kandungan ibu dan 55% tumbuh saat bayi lahir sampai bayi berusia 2 tahun. Jadi, mulai dalam kandungan sampai usia 2 tahun pertumbuhan otak bayi mencapai 80%,” katanya.
Ning Ita optimis, dengan komitmen bersama antara pemerintah dan para orang tua, tiga tahun mendatang target Kota Mojokerto zero stunting bisa terwujud.
Sementara itu, dr Farida Mariana Plt Kepala Dinkes PPKB Kota Mojokerto menambahkan sesuai arahan kementian kesehatan untuk mencegah terjadinya stunting bisa menggunakan rumus ABCDE. “Rumusnya pakai ABCDE. A, Aktif minum tablet tambah darah atau TTD; B, Bumil teratur periksa kehamilan minimal 6 kali; C, Cukupi konsumsi protein hewani; D, Datang ke Posyandu setiap bulan; E, Eklusif ASI 6 bulan,” ujarnya.
dr. Farida juga mengatakan pada umumnya bayi usia di atas 6 bulan berat badan anak akan sulit naik, maka dibutuhkan double protein hewani setiap hari.
“Double protein hewani ini bisa didapat dengan mengkombinasikan jenis protein hewani. Misalnya, telor dengan ikan lele atau telor dengan daging ayam atau daging sapi atau ditambah susu UHT untuk bayi usia diatas 1 tahun,” pungkasnya. (gk/mjf)