Pasien HIV/AIDS di Mojokerto yang menjalani perawatan medis di RSUD Prof dr. Soekandar, Mojosari, Kabupaten Mojokerto mengalami kenaikan tiap tahunnya. Pada tahun ini mulai Januari – Oktober sudah ada 111 kasus baru. Ironisnya, 7 diantaranya berusia di bawah lima tahun (balita). Secara total pasien yang dirawat hingga November 2022 mencapai 368 pasien, terdiri dari 169 pasien laki-laki dan 199 pasien perempuan.
Koordinator Program HIV/AIDS RSUD Prof dr. Soekandar Mojosari, dr Jumali saat dikonfirmasi Kamis (1/12/2022) mengatakan, setiap bulan dari laporan data yang diterima rata-rata ada sebanyak 11 pasien baru.
”Untuk menanggulangi penyebaran dan penularan HIV/AIDS, kami pihak para medis tidak bisa bekerja sendiri, sebab sudah seharusnya semua elemen masyarakat, tokoh agama, media dan tokoh masyarakat memiliki peran besar untuk bisa lebih dini menanggulanginya khususnya di wilayah Mojokerto. Perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat khususnya muda-mudi untuk mengetahui dampak risiko seks bebas, karena resikonya membuat mereka lebih besar terkena penyakit HIV/AIDS,” jelas Jumali.
Masih kata Jumali, HIV/AIDS dapat ditularkan dari orang yang terinfeksi ke orang lain melalui cairan tubuh. Diantaranya, melalui darah, ASI, sperma dan cairan Vagina. Selain itu, bisa melalui jarum suntik yang telah tercemar penggunaan narkoba jenis suntik. Sebab, jika suntikan dipakai secara bersamaan dan diantara pemakai ada yang terinfeksi, maka jarum tersebut akan menjadi media penularan HIV/AIDS.
“Orang yang terpapar HIV biasanya tidak menunjukan gejala apapun, terganggu sistem kekebalan tubuhnya dan mungkin mereka mengalami gejala flu dalam waktu satu hingga dua bulan. Seperti transfusi darah positif HIV/AIDS, jika transfusi ini tidak dilalui uji saring, maka sudah dipastikan terkontaminasi virus tersebut. Hubungan layaknya suami-isteri bukan pasangan sah ini sangat beresiko tinggi jika melakukan hubungan tidak menggunakan alat pengaman. Cara pencegahan terhadap tertularnya virus HIV/AIDS ya menghindari sek bebas, tidak membuat Tato ditubuh, tidak menggunakan Narkoba dan menjauhi penyimpangan seksual (LGBT),” pungkas dr. Jumali. (gk/maja)