Pendekatan kepada masyarakat dengan metode edukasi emotional demonstrasion menggunakan boneka tangan (SI MOMO NEKAT) menjadi pilihan Driya Paramarta untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat dalam menekan stunting di Kota Mojokerto, khususnya di Kelurahan Kranggan. Inovasi ini pula yang menjadi salah satu wakil Provinsi Jawa Timur dalam Tenaga Kesehatan Teladan (Nakesdan) 2022 pada 10-15 November 2022 mendatang di Jakarta.
Dalam pengarahannya sebelum seleksi Nakesdan 2022 Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari menyampaikan apresiasinya atas capaian yang telah diraih. “Saya terima kasih, semoga inovasi yang sudah dilahirkan oleh Puskesmas Kranggan juga menjadi motivasi bagi Puskesmas lain di Kota Mojokerto,” kata wali kota di Ruang Sabha Pambojana Rumah Rakyat pada Kamis (3/11).
Ia juga menegaskan bahwa usia sebuah intansi bukan menjadi tolak ukur capaian kinerja. “Indikator usia sebuah instansi bukanlah tolak ukur capaian kinerja, tapi lebih kepada komitmen individu dan jajarannya di dalamnya untuk melahirkan sesuatu yang bisa memberikan sesuatu kemanfaatan,” tegas perempuan yang akrab disapa Ning Ita ini.
Masih dalam pengarahannya, Ning Ita menyarankan agar SI MOMO NEKAT bisa dikolaborasikan dengan pelaku ekonomi kreatif di Kota Mojokerto, khususnya dari sektor film. Sehingga bisa dihasilkan sebuah alur cerita yang menarik dan bisa mudah untuk disebarluaskan
“Pengembangan dengan skema dibikin film, sehingga replikasi bisa disebarkan kemana saja. Karena sasarannya tidak hanya kepada Balita tapi juga orang tua. Kalau sudah dalam bentuk film akan mudah disebarluaskan melalui media sosial dan outputnya akan lebih cepat tercapai,” imbuh Ning Ita.
Ning Ita pun mengingatkan untuk tidak menjadi sombong apabila ada inovasi yang direplikasi oleh daerah lain. Karena apabila ada daerah lain mau mereplikasi artinya apa yang sudah dihasilkan itu manfaatnya tidak hanya untuk Kota Mojokerto. “Niat kita luruskan bahwa sebagai abdi negara memiliki tugas dan tanggung jawab melaksankan sesuai tusi untuk bisa memberi manfaat bagi masyarakat. Jika ada inovasi dan direplikasi dari daerah lain maka sisi manfaatnya akan menjadi lebih luas tidak hanya untuk Kota Mojokerto,” tuturnya.
Dalam kesempatan ini sekilas Driya menjelaskan kepada Wali Kota Mojokerto bahwa prevalensi stunting Kelurahan Kranggan merupakan tertinggi kedua di Kota Mojokerto. Oleh karena itu perlu menambah pengetahuan dan kesadaran orang tua dalam mengasuh anak, terutama untuk pemilihan makanan dan penerapan cuci tangan pakai sabun. “Untuk memberikan pemahaman kepada orang tua dibutuhkan suatu metode penyuluhan yang asyik, menarik dan mudah dipahami, seperti SI MOMO NEKAT,” jelas Driya.
Driya yang merupakan penyuluh kesehatan masyarakat di Puskesmas Kranggan menyampaikan bahwa melalui SI MOMO NEKAT selain meningkatkan pemahaman orang tua juga dapat meningkatkan kunjungan ke Posyandu balita di Puskesmas Kranggan. “SI MOMO NEKAT nantinya juga akan terus dikembangkan dengan menambah tokoh boneka tangan dan tidak hanya dilakukan oleh petugas Puskesmas tetapi juga bisa dilakukan oleh kader Posyandu,” pungkasnya. (law/an)