Kondisi susah minum obat berbentuk tablet atau pil biasa dialami bagi banyak orang lantaran alasan tertentu. Untuk mengatasi hal itu, Bupati Mojokerto Ikfina menganjurkan para siswi SMPN 2 Ngoro yang memiliki masalah susah minum obat tablet dengan cara dikunyah. Obat itu adalah Tablet Tambah Darah (TTD).
Ratusan siswi di SMPN 2 Ngoro, Desa Tambakrejo, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto diajak Bupati Ikfina untuk bersama-sama minum meminum Tablet Tambah Darah (TTD) yang dikemas dalam agenda ‘Jum’at CERIA’ (Cantik, Enerjik, Rajin, Inovatif, dan Aktif) untuk mencegah resiko terjadinya anemia. Bupati Ikfina menganjurkan para siswi yang tidak bisa minum tablet itu dengan cara mengunyahnya.
“Bagi yang tidak bisa minum pil silahkan dikunyah. Ini bukan obat kok, ini tablet tambah darah mengandung mineral. Ibu sudah nyobak ngunyah tidak pahit sama sekali. Karena ini bukan antibiotik, bukan anti nyeri jadi tidak pahit,” ajak Ikfina sembari mengunyah TTD untuk mencontohkan. Jum’at (28/10) pagi.
Bupati menjelaskan alasan Pemkab Mojokerto terus turun ke sekolah-sekolah adalah untuk mengkampanyekan minum TTD dan menghindari terjadinya anemia pada remaja perempuan. Mengingat, saat ini indonesia menghadapi problem stunting atau gagal tumbuh pada balita, yang mempengaruhi kecerdasan. Stunting itu dipicu dari adanya ibu hamil yang sebelumnya mengalami kekurangan darah. “Jadi sebelum hamil kondisinya sudah kekurangan darah. Dan itu memicu stunting,” terangnya.
Bupati perempuan pertama di Kabupaten Mojokerto itu menjelaskan, remaja putri sebagai calon istri yang kelak menjadi ibu rawan terserang anemia dan kekurang sel darah merah. Hal itu disebabkan karena setiap bulan remaja putri mengalami menstruasi. Dan sel darah merah yang diproduksi di dalam sumsum tulang ini setiap 3 bulan sekali dibuang oleh liver dan feses.
Meski begitu, kondisi kekurangan darah pada remaja perempuan akibat menstruasi biasanya bisa dirasakan dengan tanda-tanda awal. Misalnya mata berkunang-kunang saat berdiri setelah duduk lama, susah konsentrasi dan gampang mengantuk. Hal ini karena suplai oksigen ke otak berkurang diakibatkan kurang darah. “Jangan sampai kalian para pelajar mengalami ini,” tegasnya.
Untuk mengatasi resiko anemia tersebut, Ikfina menghimbau untuk memperbanyak konsumsi makanan yang mengandung zat besi, seperti kacang-kacangan, kuning telur, serta sayuran terutama daun ketela rambat. Karena dengan banyak mengonsumsi makanan mengandung zat besi tersebut, tubuh bisa lebih banyak memproduksi sel darah merah.
“Kebutuhan zat besi pada tubuh kita sebesar 15 mg setiap harinya. Maka kita harus konsumsi makanan apapun yang mengandung banyak zat besi,” tukasnya.
Ikfina merinci terdapat dua faktor yang dapat menghambat dan mempercepat penyerapan zat besi pada tubuh. Diantaranya yang menghambat penyerapan zat besi pada tubuh yakni minum kopi dan teh setelah makan sebelum satu jam. Sedangkan yang mempercepat penyerapan zat besi dalam tubuh yaitu minum jus jeruk atau semacamnya.
“Ibu minta TTD ini diminum rutin seminggu sekali di hari Jumat. Jangan minum teh dan kopi setelah makan. Lebih baik air putih atau jus jeruk yang bisa mempercepat daya serap zat besi. Apabila ingin teh dan kopi, beri jeda satu jam sebelum atau sesudah makan,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala SMPN 2 Ngoro, Abdul Rohman mengucapkan terima kasih atas kesediaan Bupati Mojokerto yang berkenan datang di SMPN 2 Ngoro. Ia juga berharap akses jalan poros menuju sekolah SMPN 2 Ngoro ini bisa dilanjutkan pembangunannya sampai depan balai desa Tambakrejo. “Karena kondisinya masih kurang nyaman untuk akses menuju sekolah,” ungkapnya.
Turut hadir dalam agenda tersebut yakni Camat Ngoro dan jajaran Forkopimca Ngoro, Kepala Desa Tambakrejo, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto yang diwakili Kabid Kesmas.