Pada Sabtu (3/9) bertempat di SMPN 1 Kota Mojokerto, Kepala SD Negeri se-Kota Mojokerto melakukan presentasi tentang pendidikan berbasis budaya di sekolah masing-masing.
“Kegiatan PKM ini tidak akan berhenti disini saja, melainkan akan dilakukan pendampingan pelaksanaan pendidikan berbasis budaya di sekolah,” jelas Amrozi.
Amrozi juga memiliki impian agar para siswa SD di Kota Mojokerto dapat menampilkan pagelaran budaya Kota Mojokerto berupa tari tradisional, dolanan tradisional, lagu tradisional di alun-alun Kota Mojokerto.
“Pendidikan berbasis budaya di sekolah selain sebagai wujud cinta terhadap Kota Mojokerto dengan cara mengenalkan budaya Tradisional Kota Mojokerto kepada para siswa juga upaya melestarikan budaya,” imbuhnya.
Dalam presentasi yang telah dilakukan pekan kemarin, beberapa kepala sekolah melakukan presentasi diantaranya adalah Kepsek SDN Prajurit Kulon 2 Moch. Kurniawan yang mengenalkan aktivitas membatik dan menari. Sedangkan Kepala SD Purwotengah Endang Pujiastutik menyampaikan bahwa di sekolah Sang Proklamator ini para siswa juga belajar seni gamelan dan baju Soekarno.
Kepsek SDN Gunung Gedangan Nurul Hudha,S.Pd menambahkan bahwa ekstra seni tari juga ada di sekolah tempatnya mengajar. “Semoga dengan adanya PKM Prodi S2 MP Pascasarjana UNESA dengan tema Pelatihan Manajemen Pendidikan Berbasis Budaya di Kota Mojokerto akan mampu menggugah kepedulian SDN di Kota Mojokerto untuk mengenalkan dan melestarikan Budaya,” ungkapnya.
Ia juga berharap agar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan memfasilitasi lomba, unjuk karya atau pementasan budaya bagi siswa SD di Kota Mojokerto sehingga Kota Mojokerto sebagai Kota Budaya bisa terwujud.
Pada hari yang sama, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Mojokerto Amin Wachid telah menandatangani MoU dengan Program Pascasarjana Unesa di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Mojokerto.