Tahap pengerjaan rehabilitasi gedung sekolah pada Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Mojokerto terus dikebut. Perkembangan pekerjaan pembangunman disebut mencapai 50 persen. Termasuk 4 paket diantaranya sudah tuntas 100 persen.
Ludfi Ariyono, Kepala Dispendik Kabupaten Mojokerto bilang, realisasi rehabilitasi gedung sekolah melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik maupun anggaran APBD seluruhnya menunjukkan perkembangan cukup signifikan.
Rata-rata sekarang progress rehab sekolah sudah sekitar 50 persen. Ada juga dua yang sudah mengajukan 100 persen. Diantaranya SDN Jerukseger, Kecamatan Gedeg, serta SDN Ngembeh, Kecamatan Dlanggu.
Termasuk dua proyek juga sama-sama selesai pengerjaannya. Seperti pembangunan gedung TKN Pembina II Dlanggu dengan anggaran Rp 1 Miliar, serta pembangunan pagar SMPN 1 Trowulan dengan anggaran Rp 936 juta.
Ludfi Ariyono menjelaskan, mayoritas program rehabilitasi sekolah tahun ini memang untuk perbaikan ruang kelas SD, ruang guru dan pembangunan pagar. Tapi ada juga yang menyasar laboratorium dan kamar mandi yang sebagian besar adalah di SD.
Total untuk rehab gedug sekolah menyasar pada 44 lembaga yang bersumber dari APBD. Termasuk 11 diantaranya dari DAK fisik.
Perbaikan sekolah yang bersumber dari DAK fisik menyerap anggaran paling besar, yakni SDN Ngabar. Nilai kontraknya mencapai Rp 1,8 miliar. Realisasinya untuk rehabilitasi 12 ruang kelas, pembangunan laboratorium, rehabilitasi dan pembangunan kamar mandi serta rehabilitasi ruang guru dan kepala sekolah.
Menurutnya, rehab ruang kelas dilakukan secara bertahap. Sehingga tidak mengganggu pembelajaran siswa di sekolah.Untuk itu progres rehab ruangan kelas masih sekitar 35 persen.
Berbeda lagi dengan pembangunan laboratorium yang kini hampir rampung atau hampir mencapai 95 persen.
Sejumlah sekolah yang digelontor anggaran dari DAK fisik juga menyentuh lembaga pendidikan lainnya. Antara lain, SDN Mojodadi, Kecamatan Kemlagi sebesar Rp 920 juta, dan SDN Mojogebang, Kecamatan Kemlagi senilai Rp 640 juta.
Sementara itu, untuk rehabilitasi sekolah yang mendapat kucuran anggaran besar melalui APBD, yakni SDN Menanggal, Kecamatan Mojosari Rp 1,5 miliar, SMP 1 Jatirejo Rp 700 juta dan SMPN 2 Kutorejo Rp 508 juta.
Ludfi Ariyono optimis, pengerjaan akan sesuai timeline. Semua pelaksanaan proyek sudah di-warning tidak boleh sampai melewati tahun anggaran. Artinya Desember 2024 harus selesai semuanya. Jika tidak, maka akan diberlakukan system denda. (gk/mjf)