Ikfina Fahmawati Bupati Mojokerto menginginkan masyarakat dapat mengembangkan potensi wisata di daerahnya masing-masing dengan SDM sendiri yang mandiri guna mendongkrak ekonomi kerakyatan.
Hal itu disampaikan Bupati Ikfina dihadapan seluruh karang taruna (Kartar) desa se-Kecamatan Pacet dalam acara Ngobrol Pemuda Inovatif (Ngopi) Bareng, pada Senin, (22/7) malam, di Pendopo Kecamatan Pacet.
“Selama saya menjadi bupati, memang saya tidak membuka peluang investasi modal besar untuk pariwisata di Kabupaten Mojokerto. Karena saya ingin pariwisata ini berkembang dengan basis ekonomi kerakyatan. Memang kesannya pertumbuhan pariwisata Kabupaten Mojokerto jika dibandingkan dengan Batu masih jauh. Itu karena Batu dikuasai pemilik modal besar, Sedangkan kita lebih memberi peluang ekonomi kerakyatan, supaya wisatanya juga dikelola dan dimiliki masyarakat sendiri,” jelasnya.
Bupati Ikfina juga menambahkan dampak besar ketika pemilik modal luar masuk, hal tersebut dapat mengancam bahkan memonopoli kepemilikan aset. Ketika satu investor datang mengelola objek wisata dengan modalnya yang besar, maka sangat besar kemungkinan dia akan membeli tempat tersebut. Sehingga warga lokal, hanya menjadi karyawan di tanah sendiri.
“Ketika pemilik modal besar masuk, sudah ditebas tanah ini. Langsung didirikan wisata besar-besaran yang hanya dimiliki satu orang. Warga aslinya jadi karyawan semua. Saya ingin kalau yang mengelola desa-desa, maka yang mengembangkan ya masyarakat. Saya ingin tanahnya tetap milik masyarakat. Sehingga tidak perlu jual tanah ke orang-orang yang punya uang. Maka saya berharap khusus Trawas Pacet itu fokus entrepreneur,” tambah bupati.
Sehingga untuk mewujudkan wisata dengan berbasis ekonomi kerakyatan, orang nomor satu dilingkup Pemkab Mojokerto mendorong agar pengelolaan wisata dimaksimalkan melalui BUMDes. Pengelolaan ini tentunya dengan menggandeng karang taruna, sebagai bagian dari unit BUMDes. Mengingat Pacet merupakan kecamatan dengan potensi alam. Ia juga ingin 20 desa se-Kecamatan Pacet membuat kesepakatan untuk memetakan apa yang ingin ditonjolkan. Misalnya dengan membuat paket wisata berbeda-beda.
“Kita dorong wisata-wisata dikelola BUMDes sebagai pemilik aset. Karang taruna bisa menjadi bagian dari unit usahanya. 20 desa di Pacet ini harus punya komitmen kesepakatan, nanti akan difasilitasi oleh pemerintah bagaimana wisata ini berkembang. Masing-masing desa punya potensinya masing-masing, sehingga kita bisa merancang paket,” terangnya.
Diakhir arahannya, Bupati Ikfina juga mengharapkan dengan dilaksanakannya ngopi bareng ini dapat memberikan inspirasi bagi seluruh Kartar dalam mengembangkan dan memaksimalkan potensi wisatanya di masing-masing desa untuk menggaet wisatawan luar.
“Mudah-mudahan ini menginspirasi semuanya, saya minta bagaimana karang tarunanya tampil dalam menggali semua potensi yang ada di desanya masing-masing. Gerakan semua pariwisata, kita harus membuat Pacet ini maju karena peluangnya besar sekali untuk menjadi destinasi wisata dari kawasan Surabaya dan sekitarnya yang ingin healing tipis-tipis di wilayah Pacet,” harapnya.
Untuk diketahui pada pelaksanaan ngopi bareng ini juga turut dihadiri Kepala Dinas Sosial Kabupaten Mojokerto Try Raharjo Murdianto, Kepala Disbudporapar Kabupaten Mojokerto Norman Handhito, Kepala DPMD Kabupaten Mojokerto Yudha Akbar Prabowo, kepala Disperindag Kabupaten Mojokerto Iwan Abdillah, dan jajaran Forkopimca Pacet.