Ikfina Fahmawati Bupati Mojokerto kembali berdialog dan menampung aspirasi para pemuda Karang Taruna melalui program Ngopi (ngobrol pemuda inovatif). Kali ini giat interaktif tersebut diadakan di Pendopo Kecamatan Pungging dengan melibatkan para pengurus Karang Taruna (Kartar) desa se-Kecamatan Pungging, Rabu, (17/7) malam.
Dalam diskusi tersebut, beberapa aspirasi diutarakan pengurus karang taruna desa di Kecamatan Pungging ini. Salah satunya adalah mengenai pemaksimalan potensi pemudanya maupun kelembagaan karang tarunanya, sehingga terus bisa berinovasi. Hal ini juga merujuk pada ketersediaan anggaran yang harus sudah direncanakan untuk dimaksimalkan pada lembaga kepemudaan itu.
“Kita punya agenda pelatihan-pelatihan dari OPD, seperti Disnaker ada pelatihan yang bisa terbit sertifikatnya. Ini contoh hal-hal yang bisa kita maksimalkan. Nanti kita akan coba me-link-an anggaran pemberdayaan dan bantuan produktivitas kelompok-kelompok dengan desa. Kita cermati di perencanaannya juga,” jelas bupati.
Orang nomor satu dilingkup Pemkab Mojokerto ini juga menyinggung terkait pengolahan sampah. Menurutnya, pengolahan sampah agar dimulai pada skala kecil terlebih dahulu, yakni dimulai dari memilah sampah rumah tangga. Ikfina berpendapat bahwa pemilahan sampah di skala rumah tangga bisa berdampak sangat besar dalam efektivitas reduksi sampah.
“Memilah sampah rumah tangga, memilah antara sampah basah yang organik dan sampah kering anorganik itu memang sedikit ribet, tapi kalau dilakukan secara konsisten akan terbiasa dan dampaknya bisa sangat luar biasa, nanti yang anorganik bisa dijual sesuai jenisnya, dan yang anorganik bisa dijadikan pupuk atau pakan ternak, cacing yang nantinya juga bisa dimanfaatkan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Mojokerto Try Raharjo Murdianto menjelaskan, esensi program kegiatan ini adalah menyamakan cara berpikir bahwa karang taruna harus inovatif. Bukan sebagai individu, melainkan sebagai sebuah kelembagaan. Dua tugas umum karang taruna yang mesti dipedomani adalah bagaimana mengembangkan potensi karang taruna itu sendiri, serta cara mengatasi permasalah-permasalahan di desa.
“Kegiatan ini akan berlanjut. Bupati fokus pada usaha pengembangan ekonomi produktif untuk turunkan angka kemiskinan. Contohnya kalau di dinsos itu adalah program bansos. Nah, kalau di karang taruna itu programnya seperti tahun 2023 lalu diberi bantuan. Di APBD kabupaten, OPD terkait bisa intervensi kegiatan karang taruna. Kalau di dinsos juga bisa mengeksekusi dengan dua model, yakni pemkab maupun pemdes melalui APBDes,” terangnya.