Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI memprediksi angka arus mudik lebaran 2024 di Indonesia mencapai 196 juta pergerakan. Dari data itu, 16,2 persen atau 31 juta pergerakan mudik masyarakat akan mengarah ke Jawa Timur.
Data prediksi pergerakan mudik itu dipaparkan dalam Rapat koordinasi (Rakor) Operasi Ketupat Semeru 2024 yang digelar Polda Jatim dan diikuti sejumlah stakeholder di Surabaya.
Kombes Pol Komarudin Dirlantas Polda Jatim menyatakan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah langkah dan skema untuk mengurai berbagai permasalahan mudik yang kerap terjadi.
“Sebagaimana prediksi dari Kemenhub bahwa di tahun 2024 akan ada 196 juta pergerakan, diantaranya 16,2 persen atau 31 juta orang akan berada atau mengarah ke Jatim,” kata Komarudin dalam keterangannya, Jumat (22/3/2024).
Fokus kepolisian selama mudik Idulfitri adalah adalah menurunkan angka fatalitas kecelakaan di jalur rawan laka dan menyiapkan skema penguraian di titik kemacetan supaya tidak terjadi penumpukan kendaraan terlalu lama.
“Tentu dengan prediksi tersebut kita harus mempersiapkan antisipasi berbagai potensi mulai dari kemacetan, hambatan di jalan, dan bencana. Maka rakor hari ini, telah memperlihatkan kesiapan masing-masing instansi kita semua,” jelasnya.
Arus mudik akan diprediksi terjadi selama tiga hari. Komarudin memperkirakan bakal berlangsung pada tanggal 5 sampai 7 April 2024. Sedangkan arus balik diprediksi berlangsung pada 14-15 April 2024.
Ditlantas Polda Jatim itu mengatakan, antisipasi skema pergerakan mudik akan mulai diperhitungkan mulai dari tol Ngawi KM 575 sampai ke arah ujung timur.
“Termasuk sebarannya ke beberapa daerah exit tol yang menjadi titik perhatian kita. Yang terpenting adalah beberapa simpul-simpul mulai dari simpang Mengkreng dan arah Banyuwangi, Ketapang,” jelasnya.
Kemudian, selama suasana mudik dan Idulfitri masih berlangsung, Ops Ketupat Semeru 2024 akan melakukan pengamanan di lokasi ibadah, tempat rekreasi, jalur-jalur mudik, hingga pendistribusian bahan pokok.
“Selama Ops Ketupat, secara preventif giat Turjawali lalu lintas dilakukan di tempat ibadah, rekreasi, hingga sentra publik. Serta melakukan giat pengalihan arus lalin di titik-titik kemacetan juga akan mendirikan pos pengamanan dan pelayanan,” tuturnya. (ssnet/gk/mjf)