Satu keluarga ditemukan tewas usai melompat dari Lantai 22 Apartemen Intan Tower di Jalan Inspeksi Teluk Intan, Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu 9 Maret 2024 kemarin.
Tragisnya, satu keluarga itu lompat dari Apartemen dengan mengikatkan diri masing-masing dengan seutas tali.
“Pada saat terjatuh, EA terikat dalam tali yang sama dengan JL. AEL terikat tali yang sama dengan JWA,” kata Kapolsek Penjaringan, Jakarta Utara, Kompol Agus Ady Wijaya.
Agus mengatakan, tali yang dililitkan di empat orang itu terlepas saat mereka sudah jatuh di depan area parkir apartemen. Tali yang masih terikat itu masih terlilit di tangan AEL dan JWA.
“Pas di bawah tali tersebut masih terikat di tangan mereka,” ucapnya.
Agus menambahkan, 4 orang satu keluarga tersebut sebelumnya merupakan penghuni apartemen Intan Tower. Dia menyatakan mereka meninggalkan rumah sekitar dua tahun silam.
“Baru hari ini, mereka kembali ke apartemen ini. Dan langsung ada kejadian seperti ini,” ujar Agus, menerangkan kronologi bunuh diri empat keluarga itu.
Agus menjelaskan, berdasarkan hasil identifikasi Tim Inafis, keempat orang itu mengalami luka parah di bagian belakang kepala. Luka itu akibat benturan keras disertai patah tulang di sejumlah bagian tubuh.
Kesaksian Tetangga
Linda, 39 tahun, tetangga korban di lantai 16 apartemen Topaz mengaku sempat melihat AEL, memindahkan barang dari apartemen.
“Waktu itu kami bingung melihat dia pindahin barang, mau pindah rumah ke mana. Katanya mau pindah ke Solo,” kata Linda, dilansir dari Tempo, pada Ahad malam, 10 Maret 2024.
Menurut Linda, barang dari rumah itu dipindahkan ke bilik sebelah. Saat itu AEL bercerita bahwa ia mau kembali ke Solo karena bilik mereka telah disita. Namun Linda mengatakan AEL tak pernah bercerita secara detail proses penyitaan bilik 16-A itu.
“Iya, saya ini kena sita mau pindah ke Solo, gitu doang,” tutur Linda, menirukan ucapan AEL, sekitar dua tahun lalu.
Menurut Linda, mereka tak pernah bercerita di dalam bilik. Percakapan mereka berlangsung saat berpapasan. Kadang cerita mereka terjadi di dalam lift. Menurut Linda, AEL pernah meneleponnya meminjam uang sebesar Rp 3 juta. Menurut dia, uang itu mau dipakai untuk menyewa rumah di Solo. Linda mengklaim membantu AEL dua kali saat diminta pinjam duit.
Linda mengatakan, keluarga itu mau pindah saat virus corona mulai reda. Menurut Linda, AEL bahkan pernah menjual bekerja sebentar dengan berjualan telur. Telur ayam kampung itu kerap ditawarkan kepada Linda.
Suami Linda, Arif, mengatakan sempat memberikan duit Rp 3 juta kepada AEL. Saat itu Arif bertemu AEL di lobi apartemen. Perempuan itu mengaku mau kembali ke Solo. Saat berpapasan di lobi itu, AEL bercerita bahwa suami dan anaknya sudah lebih dulu kembali ke kota itu. “Saya kesannya karena kasian, kalau orang cuek, ya bodoh amat,” tutur Arif, 48 tahun.
Arif mengaku kerap bercakap-cakap dengan AEL. Dia mengaku mengenal keluarga ini orang baik. Karena mereka sering saling sapah saat berpapasan. “Anak-anaknya juga sering panggil saya Om,” ujar dia. Selain itu, Arif mengenal AEL orang asli Bagansiapiapi, Kepulauan Riau. Sementara Arif datang dari Pulau Halang, Kabupaten Rokan Hilir, Riau.
“Mereka jatuh secara bersamaan,” ucap Arif, di lokasi tewasnya keluarga ini. Menurut Agus, keluarga tersebut sudah meninggalkan apartemen ini sejak dua tahun lalu. Dan kembali baru sekali kembali pada hari nahas itu.
Jangan remehkan depresi. Untuk bantuan krisis kejiwaan atau tindak pencegahan bunuh diri:
Kini Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto membuka layanan kоnѕеlіng oleh psikolog. Bahkan, tersedia layanan konsultasi psikologis gratis bagi siswa yang bersekolah di Kota Mojokerto.
Selain Dinkes Kota Mojokerto, Anda juga dapat menghubungi lembaga berikut untuk berkonsultasi:
Yayasan Pulih: (021) 78842580.
Hotline Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan: (021) 500454
LSM Jangan Bunuh Diri: (021) 9696 9293