Wali kota Mojokerto Ika Puspitasari memimpin kerja bakti pembersihan Sungai Sadar, di Jalan Tropodo, Kecamatan Magersari, Jumat (17/11/2023) pagi. Bahkan tanpa ragu, wali kota ikut turun langsung ke sungai untuk membersihkan sampah dan tanaman liar yang tumbuh di sekitar aliran sungai.
Agenda tersebut dalam rangka memperingati Hari Cinta Satwa dan Puspa Nasional sekaligus bagian dari Prokasih (Program Kali Bersih) yang sempat terhenti karena pandemi. Tahun 2023, program kembali rutin digelar, Jumat pekan ke-dua tiap bulannya.
“Kita turun bersama-sama stakeholder dan unsur masyarakat untuk membersihkan aliran sungai yang melintas di Kota Mojokerto. Ada tujuh sungai, bergiliran. Yang paling urgent, kita dahulukan,” ujar Ning Ita, sapaan akrab wali kota.
Sejumlah pihak berpartisipasi dalam kerjabakti yang digelar DLH (Dinas Lingkugan Hidup) kali ini, diantaranya ada lurah setempat, perwakilan Dinas PUPR Perakim, Dinsos P3A, Satpol PP, Dinkes P2KB, FKMS, dan Pramuka.
Selain membersihkan aliran sungai, kerja bakti ini, juga menjadi edukasi bagi masyarakat agar senantiasa menjaga kebersihan sungai. Mengingat, menumpuknya sampah di sungai dapat menyebabkan banjir serta mencegah air dari pencemaran, yang berakibat merugikan.
“Air yang bersih adalah sumber kehidupan. Jangan dicemari oleh sampah, seperti popok bekas, yang itu jelas-jelas akan akan membawa dampak buruk bagi air, lingkungan, dan kehidupan kita, di saat ini dan masa yang akan datang,” tegas Ning Ita sambil menunjukkan tumpukan sampah popok bekas yang ia temukan.
“Mari kita jaga lingungan bersih yang berkelanjutan untuk kita wariskan kepada anak cucu kita di masa depan,” lanjutnya.
Sebagai solusi, pihaknya juga mengajak masyarakat untuk memilah sampah sejak dari rumah tangga. Sampah yang masih memiliki nilai ekonomi, seperti jenis plastik, kardus, kaleng, dan sebagainya, dapat disetor ke bank sampah yang ada di lingkungan tempat tinggal warga.
“Mari kita ikut melestarikan lingkungan hidup. Mari kita ikut menjaga agar tidak banyak sampah yang berakhir ke TPA atau di sungai. Sejak dari rumah, kita pilah sampah kita, dan disetorkan ke bank sampah, bisa untuk bayar pajak dan berhadiah umroh pula,” pungkas Ning Ita. (dskm/mjf/gk)