Program Selasa Sehat turunkan Stunting, AKB, dan AKI (SEHATI) terus digulirkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto dalam upaya menurunkan angka stunting di Kabupaten Mojokerto. Kali ini, Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati menyasar ibu-ibu balita di Desa Ngastemi, Kecamatan Bangsal.
Program penurunan stunting tersebut, merupakan program yang diinisiasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto. Kali ini, pelaksanaan program SEHATI berlangsung di Pendapa Desa Ngastemi, pada Selasa, (26/9) pagi.
Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati juga berkesempatan memberikan arahannya terhadap langkah-langkah dalam menurunkan stunting. Bupati Ikfina juga menyerahkan alat antropometri kepada ketua TP PKK Desa Ngastemi. Kabid Kesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Ninik, jajaran Forkopimca Bangsal, Kepala Desa Ngastemi, Mustadi juga turut hadir dalam pelaksanaan kegiatan SEHATI.
Dalam arahannya, Bupati Ikfina mengungkapkan, bahwa bangsa Indonesia telah menghadapi masalah yang besar yaitu terkait dengan ancaman terhadap kualitas sumber daya manusia yang disebut dengan stunting.
“Karena stunting ini adalah menjadi masalah di negara kita, karena balita stunting maka kecerdasannya 20 persen dibawah rata-rata,” bebernya.
Selain itu, untuk mendapatkan pertumbuhan balita yang maksimal dan memenuhi gizi terhadap balita, Bupati Ikfina menjelaskan, agar para orang tua dapat memberikan makanan zat pembangun seperti telur, ayam, ikan, daging, dan susu.
“Untuk menekan stunting, anak-anak harus cukup gizi agar sehat dan tidak sakit berulang. Sebisa mungkin anak usia dibawah 2 tahun harus diusahakan ASI. Waktu terbaik memaksimalkan pertumbuhan otak anak itu dimulai dari bayi sampai dengan 5 tahun. Ini semua dapat diwujudkan apabila anak cukup gizi,” jelasnya.
Orang nomor satu dilingkup Pemerintah Kabupaten Mojokerto juga mengungkapkan, bahwa ibu hamil harus terpenuhi gizinya agar calon bayi yang ada didalam kandungan dapat terpenuhi gizinya pula. Ia juga menambahkan, dalam mengukur ibu hamil yang tercukupi gizinya, bisa dengan cara mengukur lingkar lengannya yang tidak boleh kurang dari 23,5 cm.
“Kalau ibunya kurang gizi, jadi anaknya dikasih gizi darimana, karena didalam kandungan anaknya tidak boleh kurang gizi. Jadi saling mengingatkan karena indikator seorang ibu tidak kurang gizi lengannya tidak kurang dari 23,5 cm,” ujarnya.
Bupati Ikfina juga berpesan, agar para orang tua juga memperhatikan tumbuh kembang anak, agar kedepannya para balita menjadi generasi penerus yang pintar dan berkarakter.
“Anak tidak hanya butuh gizi tetapi kita juga perlu membentuk karakternya, menjadikannya pintar dan cerdas. Ayo bersama-sama kita rawat anak-anak kita dengan penuh kasih sayang agar membentuk karakter yang baik,” tungkasnya. (dis/mjf/ram)