Jumlah sepeda motor di Indonesia terbanyak ketiga didunia. Diproyeksikan pada 2025, jumlah sepeda motor di Indonesia mencapai 150 juta, dengan rincian 139 juta unit sepeda motor BBM, 5 juta unit sepeda motor listrik baru, dan 6 juta unit sepeda motor konversi.
Senda Hurmuzan Kanan, Kepala Balai Besar Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (BBSP KEBTKE) Kementerian ESDM menjelaskan, produksi minyak mentah Indonesia hanya 600 ribu barel. Oleh karena itu Indonesia harus impor sekitar 800 ribu barel.
“Konsumsi BBM kita sekitar 1,5 juta barel per hari, dan sebagian besar dikonsumsi sepeda motor. Jadi kalau berhasil melakukan konversi sepeda motor BBM menjadi sepeda motor listrik, diharapkan kita nanti tidak perlu lagi impor BBM, karena dari sisi energi pun kita cukup, kita punya banyak sumber energi baru dan terbarukan (EBT),” jelas Senda dikutip dari keterangan tertulis, seperti yang dilansir dari liputan6.com, Selasa (13/6/2023).
Untuk mengurangi konsumsi BBM dan juga mengurangi emisi hingga nol karbon atau Net Zero Emission (NZE) pada 2060, pemerintah pun mendorong penggunaan sepeda motor listrik, termasuk melakukan konversi motor listrik.
Target Kementerian ESDM
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memiliki target untuk melakukan konversi motor berbahan bakar minyak (BBM) menjadi motor listrik sebanyak 50 ribu unit pada tahun 2023 dan 150 ribu unit di tahun 2024.
Untuk mengakselerasi program tersebut, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 38 Tahun 2023 dan Peraturan Menteri ESDM Nomor 3 Tahun 2023, yang mengatur pemberian insentif bagi masyarakat yang ingin melakukan konversi motor BBM ke listrik.
“Jadi jika memang ada yang berminat untuk melakukan konversi sepeda motor listrik ini akan mendapatkan bantuan dari Pemerintah sebesar Rp 7 juta. Menurut perkiraan kami saat ini, biaya untuk konversi sepeda motor sekitar Rp 15-17 juta, dengan adanya insentif ini, maka masyarakat hanya perlu mengeluarkan sisanya sekitar Rp 8-10 juta saja,” ujar Senda.
24 Bengkel Konversi
Saat ini, lanjut Senda, sudah ada 24 bengkel yang tersedia yang siap melayani proses konversi, salah satunya BBSP KEBTKE. Selanjutnya ada 23 bengkel swasta yang tersebar di seluruh Jawa dan siap menerima program konversi.
“Jadi tahun ini targetnya ada 50 ribu unit yang akan dikonversi dan anggarannya sudah tersedia dari Pemerintah, sekitar Rp 350 miliar. Jadi bantuan ini siap untuk dilaksanakan dan diberikan kepada masyarakat yang tertarik untuk melakukan konversi,” ujarnya.
Kemudian, setelah mendengarkan penjelasan dari Kepala BBSP, para peserta Forum Bakohumas mengunjungi Bengkel Konversi BBSP KEBTKE untuk melihat proses konversi sepeda motor secara langsung dan mengetahui secara teknis kebutuhan bahan baku konversi sepeda motor listrik. (DKD)
Sebelumnya, terkait target pemerintah dengan pertumbuhan konversi motor listrik di Indonesia, berbagai upaya terus dilakukan agar masyarakat bisa dengan mudah dapat mengubah kendaraan konvensional mereka menjadi kendaraan listrik.
Salah satu akselerasi yang dilakukan tersebut adalah dengan menghadirkan bengkel konversi motor listrik dengan lebih banyak lagi. Terlebih, pemerintah juga memiliki target sampai akhir 2023.
“Terkait bengkel, target kita nantinya ada di pinggir jalan. Saat ini baru ada 24 bengkel dan kita akan adakan sosialisasi dengan mereka,” buka Senda Hurmuzan Kanam, Kepala Balai Besar Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konversi Energi ESDM, Rabu (7/6/2023) di Jakarta.
Mengenai targetnya sendiri, Senda menambahkan, pihaknya akan menghadirkan sebanyak 1.000 bengkel konversi motor listrik agar masyarakat bisa dengan mudah melakukan peralihan ke elektrifikasi.
“Sampai akhir tahun 2023 ini, kita targetkan untuk mencapai sebanyak 1.000 bengkel,” tambahnya.
Dengan kehadiran bengkel konversi tersebut, nantinya mereka akan disediakan sebuah convertion kit, di mana ketika ada masyarakat yang ingin melakukan peralihan tersebut dapat dilayani dengan cepat dan segera mungkin.
“Nanti kalau konversi kit sudah ada, jadi bengkel tersebut hanya mengenakan ongkos jasa atas apa yang mereka kerjakan. Jadi masyarakat hanya membeli konversi kit, dan bengkel tinggal pasang saja,” tukasnya.
Sementara itu, setelah nanti motor konvensional diubah menjadi motor listrik, mesin yang sebelumnya digunakan akan diambil untuk diserahkan ke pemerintah dan dilakukan peleburan.
Dalam hal ini, peleburan mesin tersebut dimaksudkan untuk didaur ulang namun dengan ketentuan yang berlaku di pemerintah.
“Mesinnya nanti akan kita lebur. Dan ini akan dimanfaatkan untuk membuat produk lain, seperti contohnya akan dijadikan braket untuk memasang konversi kit di masing-masing tipe motor,” pungkasnya. (lptn/gk/mjf)
Sumber : https://www.liputan6.com/bisnis/read/5317607/terbanyak-ketiga-di-dunia-jumlah-sepeda-motor-di-indonesia-sentuh-150-juta-unit-pada-2025