Hipertensi merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah. Kondisi ini mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa darah terhambat ke jaringan tubuh yang membutuhkannya.
Disebut sebagai silent killer, hipertensi termasuk penyakit yang mematikan dan bisa terjadi tanpa gejala.
Jika pun ada, gejala hipertensi seringkali dianggap sebagai gangguan biasa, sehingga penderitanya terlambat menyadari adanya penyakit. Apa saja gejala hipertensi?
Gejala Hipertensi
Gejala hipertensi bervariasi pada masing-masing individu dan hampir sama dengan penyakit lainnya. Mengutip situs British Health Foundation, WHO dan Kementerian Kesehatan, berikut beberapa di antaranya:
1.Pusing
2. Sakit kepala
3. Sesak napas
4. Nyeri dada
5. Sakit kepala
6. Jantung berdebar
7. Gelisah
8. Penglihatan kabur
9. Mudah lelah
10. Mual
11. Muntah
12. Kecemasan dan Kebingungan
13. Telinga berdengung
14. Mimisan
15. Telinga berdengung
Penyebab Hipertensi
Hipertensi disebabkan oleh berbagai faktor berdasarkan jenisnya primer dan sekunder. Mengutip Healthline, berikut penjelasannya:
1. Hipertensi Primer
Penyebab hipertensi primer yang lebih umum di antaranya adalah faktor penuaan, gen, obesitas, mengkonsumsi alkohol, kurang berolahraga, diabetes, dan asupan natrium tinggi.
2. Hipertensi sekunder
Penyebab hipertensi sekunder adalah berbagai penyakit seperti ginjal, kelainan jantung bawaan, masalah tiroid, masalah kelenjar adrenal, tumor endokrin tertentu. Selain itu, hipertensi jenis ini juga bisa disebabkan karena efek samping obat, penggunaan obat-obatan terlarang dan konsumsi alkohol kronis.
Cara Mengatasi Hipertensi
Mengatasi hipertensi dilakukan dengan perubahan gaya hidup dan mengonsumsi obat-obatan. Dikutip dari Cleveland Clinic, biasanya, dokter merekomendasikan pengobatan berdasarkan hasil tensi, penyebab hipertensi dan kondisi yang mendasarinya.
1. Terapkan Gaya Hidup Sehat
Dalam beberapa kasus, tekanan darah bisa diatasi secara alami. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menurunkan tekanan darah, yaitu:
– Pertahankan berat badan yang sehat
– Makan makanan sehat seperti sayur-sayuran, buah-buahan, biji-bijian dan susu rendah lemak
– Kurangi garam. Idealnya, batasi asupan natrium tidak lebih dari 1.500 mg per hari.
– Usahakan konsumsi kalium yang cukup, sekitar 3.500-5.000 mg per hari. Konsumsi kalium idealnya melalui makanan dibandingkan suplemen, misalnya pisang, alpukat dan kentang
– Olahraga. Secara umum, penderita hipertensi bisa memulai untuk melakukan latihan aerobik hingga 150 menit per minggu atau latihan ketahanan seperti mengangkat beban.
– Hindari alcohol.
2. Obat-obatan
Terdapat empat obat tekanan darah yang paling efektif dan sering diresepkan saat memulai pengobatan hipertensi, yaitu:
– Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor. Obat ini memblokir produksi hormon angiotensin II yang digunakan tubuh secara alami untuk mengatur tekanan darah. Saat obat memblokir angiotensin II, pembuluh darah tidak menyempit
– Angiotensin II receptor blockers (ARBs). Obat ini memblokir hormon yang sama dengan ACE inhibitor agar tidak berikatan dengan reseptor di pembuluh darah. ARB bekerja dengan arah yang sama seperti penghambat ACE untuk menjaga agar pembuluh darah tak menyempit
– Antagonis Kalsium. Antagonis kalsium atau Calcium channel blockers mencegah kalsium memasuki sel otot jantung dan pembuluh darah, sehingga memungkinkan pembuluh rileks
– Diuretik. Obat diuretik baik pil maupun cair membuang kelebihan natrium dalam tubuh, dan mengurangi jumlah cairan dalam darah.
Selain obat-obat di atas, kemungkinan tenaga kesehatan meresepkan obat lain untuk mengelola tekanan darah agar lebih baik lagi. (dtk/gkmjf)
Sumber : https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-6712691/15-gejala-hipertensi-penyebab-dan-cara-mengatasinya