Pemerintah Kota Mojokerto kembali mengadakan Pelatihan Kerja Berbasis Kompetensi melalui Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Sebanyak 80 warga Kota Mojokerto terdaftar sebagai peserta dalam pelatihan gelombang dua kali ini. Pelaksanaan pelatihan dipusatkan di Balai Latihan Kerja (BLK) Mojokerto, jalan raya Jabon Kabupaten Mojokerto.
Peserta terbagi dalam berbagai jenis keterampilan, antara lain menjahit, servis pendingin/ AC, servis motor, servis mobil, dan instalasi listrik. Setiap bidang diikuti oleh 16 peserta. Dalam menentukan jenis pelatihan, pendaftar diberi kebebasan untuk memilih sesuai minat masing-masing, dengan memperhatikan kuota setiap kelas yang ada.
Melalui penyelenggaraan pelatihan ini, diharapkan peserta dapat meningkatkan keterampilannya, sehingga nantinya dapat bersaing dengan para pencari kerja lainnya. “Para recruiter itu butuhnya seseorang yang memang memiliki keahlian sesuai di bidangnya. Jadi, saya harap pelatihan ini bisa menjadi modal bagi panjenengan untuk bersaing di dunia kerja,“ ujar Wali kota Mojokerto Ika Puspitasari saat monitoring pelatihan di BLK, Selasa (1/11).
Peserta pelatihan gelombang dua ini akan mendapatkan pelatihan selama 25 hari. Selain penyampaian materi dan praktik langsung, nantinya peserta juga akan mengikuti sertifikasi pelatihan yang dilakukan oleh BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi). BNSP merupakan Lembaga independen yang dibentuk pemerintah pusat, yang memiliki kewenangan menjamin mutu kompetensi dan pengakuan tenaga kerja.
Sebagaimana Pemkot Mojokerto telah serius memfasilitasi para peserta, Ning Ita pun mengharapkan hal serupa kepada para peserta. “Saya minta semua sanggup untuk belajar dengan serius, komitmen dengan pilihan yang sudah dibuat. Sehingga bisa menjalani 25 hari ke depan dengan sebaik mungkin,” tegas Ning Ita.
Para peserta pelatihan datang dari berbagai latar belakang, baik dari fresh graduate ataupun mereka yang sebelumnya telah memiliki pengalaman kerja di bidang tertentu. Sejalan dengan tujuan pemkot, pera peserta mengaku pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan skill mereka. “Ya, semoga dari ilmu dan pengalaman dari sini bisa jadi modal untuk mendapat kerja, atau bahkan bisa membuka usaha sendiri,” ujar Noti Sunarti, peserta pelatihan menjahit asal Kranggan ini. (maja/ADV)