Dua penambang meninggal tertimpa matrial tanah dan bebatuan di lokasi galian C di Dusun Jaringansari, Desa Karangdieng, Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto. Peristiwa tersebut diduga karena tebing tak kuat menahan getaran alat berat bego saat beroperasi.
Dalam peristiwa tersebut, empat orang penambangan batu tertimbun material tanah saat melakukan aktivitas. Dua diantaranya meninggal dunia atas nama Jumadi (52) dan Samuji (50) Dusun Jaringansari, Desa Karangdiyeng, Kecamatan Kuterejo, sementara dua korban lain selamat yakni Bagong (45) mengalami luka berat patah tulang di bawa ke RSUD Prof Dr Soekandar Mojosari, dan Yono (43) menderita luka ringan.
Kanit Tipidter Sat Reskrim Polres Mojokerto Iptu Raditya Herlambang menjelaskan, berdasarkan keterangan saksi mata peristiwa longsor terjadi sekitar pukul 14.00 WIB. Berawal saat empat penambang sedang mencari batu disebelah tebing, untuk di naikan ke atas truk.
“Saat peristiwa posisi truk itu menghadap ke arah timur sementara disebelah barat truk terdapat alat berat bego yang sedang menggali mencari pasir,” ungkapnya.
Namun, ditengah penambang tengah beraktifitas, tiba-tiba tebing yang diperkirakan memiliki ketingga lebih dari lima meter tepat di belakang para penambang ini longsor.
“Dugaan sementara dimungkinkan karena getaran alat berat bego, tebing yang berada di atas truk sehingga terjadi longsoran tanah galian yang menjatuhi empat korban warga sipil tersebut,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, menurut saksi bahwa korban yang tertimpa longsoran tebing bukan dari pekerja galian c milik H. Widhi Sulton. Melainkan, warga sekitar yang mencari batu sisa dari galian C tersebut.
Saat ini kasus meninggalnya dua penambang batu di lokasi galian C di Dusun Jaringansari, Desa Karangdieng, Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto tengah diselidiki oleh pihak kepolisian.
“Tadi setelah peristiwa tersebut para korban langsung di evakuasi pulang. Keluarga korban MD menolak dilakukan tindakan autopsi dan menerima atas kejadian tersebut sebagai musibah,” tandasnya. (fad/gk)