Serius Tangani Hipertensi, Dinkes PPKB Kota Mojokerto Luncurkan Aplikasi SI TERAPI

Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto melalui Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes PPKB) serius dalam menangani masalah penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Sebab, hipertensi boleh dibilang “ibunya penyakit” karena dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit lain, seperti jantung, stroke, gagal ginjal, dan masalah kesehatan lainnya. Bahkan, hipertensi juga disebut sebagai The Silent Killer karena sering tanpa keluhan.

Sebagai bukti keseriusan Pemkot Mojokerto menangani hipertensi, Dinkes PPKB Kota Mojokerto meluncurkan SI TERAPI, yang merupakan akronim dari Sistem Informasi Terintegrasi Pantau Hipertensi.

“Jadi, induknya adalah inovasi Kencana Mojo yang merupakan inovasi terkait penanganan hipertensi. SI TERAPI ini merupakan bagian dari Kencana Mojo,” ujar Kepala Dinkes PPKB Kota Mojokerto, dr. Farida Mariana saat on air di Radio Maja FM, Jumat (4/7/2025).

Kencana Mojo adalah inovasi dari Dinas Kesehatan PPKB dalam pencegahan dan pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) di Kota Mojokerto. Inovasi ini bertujuan untuk mencegah penyakit tidak menular secara berkelanjutan atau non-stop di wilayah Kota Mojokerto. Kencana Mojo berhasil meraih Juara 1 dalam ajang Mojo Indah 2025, sebuah kompetisi inovasi di Mojokerto.

“Kota Mojokerto kan sudah beberapa tahun ini menangani kasus hipertensi secara terpadu. Ada Posbindu (Pos Binaan Terpadu) ASN dan Posbindu di masyarakat, serta layanan door to door oleh Prameswari,” Ujarnya.

Lebih jauh dr. Farida mengatakan, hipertensi adalah penyakit dengan prevalensi terbesar, yakni pada tahun 2023 secara nasional sebesar 30% (Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023). Namun jumlah kasus hipertensi di Kota Mojokerto pada tahun 2024 mencapai 13.020 pasien dengan prevalensi terbesar 9,1% dari total jumlah penduduk 141.633 jiwa.

“Jadi, secara nasional dari 100 penduduk, 30 orang yang terkena hipertensi. Kalau tidak dipantau dan terkendali, bisa jadi ke stroke dan jantung. Kalau sudah kena stroke dan jantung, maka produktivitas menurun, bahkan meninggal,” ungkapnya.

Untuk itu, lanjutnya, hipertensi harus terkendali. Caranya, penderita hipertensi harus terkontrol tiap bulan.

“SPM (Standar Pelayanan Minimal) amanahnya seperti itu, hipertensi masuk dalam 12 indikator SPM. Dan untuk kualitas layanan tertinggi, maka setiap penderita hipertensi yang ada di Kota Mojokerto setiap bulan harus dicek, harus dikontrol,” katanya.

Meski demikian, tidak semua penderita hipertensi sadar untuk kontrol atau sadar untuk kontrol tapi terkendala akses jarak ke fasilitas pelayanan kesehatan.

“Maka dari itu akses jarak kita dekatkan. Makanya ada Posbindu ASN, tiap bulan kita (petugas medis) ada di Pemkot, dan ini sudah berlangsung selama tiga tahunan. Selain itu juga bisa kontrol di Posbindu di masyarakat, Puskesmas, klinik, atau rumah sakit,” tambahnya.

Semua penderita hipertensi yang periksa akan tercatat pada kohort hipertensi yang ada pada SI TERAPI, sehingga bagi yang tidak datang untuk kontrol akan kelihatan. Kalau ada yang tidak kontrol, maka Prameswari (Program Pemantauan Kesehatan Warga Terintegrasi) akan mendatangi rumah pasien. Kalau terkendala akses untuk mengambil obat, anggota Prameswari yang mengantarkan obatnya ke rumah.

“Jadi, SI TERAPI adalah aplikasi pemantauan hipertensi, yang merupakan pengembangan dari aplikasi GAYATRI (Gerbang Layanan Terpadu dan Terintegrasi). Dengan adanya SI TERAPI akan memudahkan tenaga kesehatan dalam penanganan hipertensi di Kota Mojokerto secara terpadu dan berkelanjutan,” pungkasnya.(kad/dok/mjf)

Baca juga :