
Sebanyak 732 Nasi Tumpeng atau Kenduri Tumpeng disiapkan pada acara ‘Tasyakuran Malam Hari Jadi Kabupaten Mojokerto’, Kamis (8/5) malam. Acara utama dilaksanakan di Pendopo Graha Maja Tama dan diikuti secara serentak melalui daring pada tiap lapisan kepemerintahan di seluruh wilayah Kabupaten Mojokerto, mulai dari seluruh OPD (Organisasi Perangkat Daerah), Kecamatan, hinggga di Desa-desa.
Jumlah total nasi tumpeng tersebut disesuaikan dengan peringatan hari jadi Bumi Majapahit yang ke-732 tahun pada 9 Mei 2025. Malam tasyakuran dengan tajuk ‘Kenduri Tumpeng’ tersebut merupakan wujud dari besarnya semangat masyarakat Kabupaten Mojokerto dalam bergotong royong demi menjaga kebersamaan dan persaudaraan. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bupati Mojokerto, Muhammad Al Barra pada sambutannya.
“Ini adalah momen yang sangat istimewa, bukan hanya karena panjangnya usia Mojokerto yang telah menginjak tujuh abad lebih, namun juga karena semangat kebersamaan dan gotong royong yang terus hidup di tengah masyarakat kita,” ujarnya.
Bupati yang kerap disapa Gus Barra itu juga mengutarakan apresiasinya kepada para pihak yang telah turut membantu membangun dan menjaga kondusifitas Kabupaten Mojokerto, baik itu para jajaran pimpinan secara horizontal, maupun anggota dewan, aparatur pemerintah, tokoh masyarakat, alim ulama, cendekiawan, serta seluruh elemen masyarakat lain yang berkontribusi. Tentunya sinergitas positif ini akan selalu diperlukan kedepannya untuk mempertahankan atau bahkan membangun Kabupaten Mojokerto agar semakin maju, adil, dan makmur.
“Terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada semua pihak serta seluruh elemen masyarakat yang berkontribusi membangun (Kabupaten) Mojokerto dengan caranya masing-masing, dan mendorong terbangunnya suasana kondusif di Kabupaten Mojokerto Full of Majapahit Greatness,” ucapnya.
Sebelumnya, pada H-1 peringatan hari jadi atau siang haru sebelum acara tasyakuran, Gus Barra dan para jajaran Pemerintah Kabupaten Mojokerto, menggelar beberapa rangkaian acara yang bersifat pengingat bagi masyarakat. Yang pertama yaitu ziarah kubur ke makam para pemimpin atau bupati Mojokerto yang telah wafat.
Dengan turut didampingi oleh Jajaran Forkopimda, Gus Barra berziarah ke makam-makam para mantan Bupati Mojokerto, seperti alm. Suwandi, Raden Adipati Tjondronegoro Sarimbit, Raden Tumenggung Panji Tjondro Negoro, Raden Tumenggung Adipati Aryo Rekso Amiprojo, Prof Dr. Soekandar Sarimbit, R. Ahmad Basoeni, Machmoed Zain, Raden Tumenggung Kerto Kusumo Sarimbit, Raden Ardi Sriwijaya Sarimbit, Raden Adipati Aryo Kromodjaja Adinegoro I, Raden Adipati Aryo Kromodjaja Adinegoro Mashudan, Raden Adipati Aryo Kromodjaja Adinegoro Abdul Madjid.
Setelah berziarah di makam-makam para bupati terdahulu, dengan masih didampingi oleh Jajaran Forkopimda dan para Kepala OPD, Bupati Gus Barra menghadiri Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kabupaten Mojokerto. Pada rapat itu dijelaskan awal mula diputuskannya hari jadi atau lahirnya Kabupaten Mojokerto, berdasarkan dengan peristiwa yang juga ditengarai sebagai hari lahirnya Kerajaan Majapahit. (hum/kif/mjf/gk)
Baca juga :