Perombakan dan pengisian kepala sekolah di lingkungan Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Mojokerto kembali digelar. Sebanyak 73 guru jenjang TK, SD dan SMP yang mendapat amanah tambahan dalam penugasan tersebut.
Petikan Surat Keputusan (SK) pengangkatan, perpanjangan, dan mutasi guru dengan penugasan sebagai kepala sekolah diserahkan langsung Bupati Ikfina Fahmawati di Aula Dispendik Kabupaten Mojokerto, Rabu (15/8).
“Semua proses mutasi, perpanjangan, maupun pengangkatan pemberian tugas sebagai kepala sekolah pada guru atau jabatan kepala sekolah baru saya pastikan sudah sesuai dengan mekanisme proses yang berlaku sebagaimana mestinya,’’ ungkap Bupati Ikfina.
Pihaknya memastikan, proses pengangkatan kepala sekolah ini dilakukan secara clean and clear. Di mana tanda tangannya tidak bernilai rupiah.
Itu menjadi bukti jika semua proses sudah berjalan dengan baik. Di sisi lain, dia juga meminta kepala sekolah untuk komitmen mewujudkan lingkungan Kabupaten Mojokerto yang bersih dari korupsi dan gratifikasi.
’’Penyerahan SK saat ini, tidak ada pemungutan biaya sama sekali. Sehingga jika ada yang meminta sejumlah uang, saya harap dapat menolak dengan tegas. Dan sebagai gantinya saya menuntut kalian bekerja dengan sebaik-baiknya,’’ tegasnya.
Ikfina mengungkapkan, perjanjiannya dengan kepala dispendik, peningkatan sumber daya manusia menjadi hal yang paling penting. Seiring tugas utama pendidik tak lain mencetak kualitas bagi para pelajar di bumi Majapahit.
Tujuannya, memperbaiki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Mojokerto dari sektor pendidikan.
Mengingat data di lapangan menggambarkan bahwa rata-rata lama sekolah di Kabupaten Mojokerto hanya sampai tingkat menengah atau SMP. ’’Jadi salah satu formula yang bisa diterapkan untuk menaikkan angka tersebut adalah dari guru yang berkualitas,’’ tuturnya.
Menurutnya, indikator peningkatan SDM pada IPM ada tiga komponen. Terdiri sektor kesehatan, pendidikan, dan ekonomi dalam hal ini daya beli. Namun sayangnya untuk bidang pendidikan, saat ini kesannya masih jalan di tempat lantaran mayoritas warga sekolahnya sampai lulusan SMP.
“Dan yang lulus SMA tidak banyak. Kenaikannya datar. Lalu ketika saya ditanya apa yang harus saya lakukan untuk pendidikan, saya memikirkan bagaimana kualitas para pendidiknya,’’ ujarnya.
Tak sekadar itu, Ikfina juga ingin siswa didik bisa mendapatkan pendidikan terbaik dari para guru yang ada di sekolahnya.
“Saya minta semuanya bisa melaksanakan ini, karena sebagai kepala sekolah harus bertanggung jawab, bagaimana guru yang ada di sekolah semuanya untuk bisa terlibat secara aktif, produktif, dan positif dalam melaksanakan pendidikan di sekolah masing-masing,’’ pungkasnya. (mjf/gk/adm)