Gelar Gelora Cinta di Desa Mojokusumo, Bupati Mojokerto Tekankan Pentingnya Pola Asuh Anak

Sebagai upaya dalam mewujudkan keluarga sejahtera yang senantiasa menjaga kesehatan, terutama kesehatan anak demi mewujudkan generasi emas 2045. Ikfina Fahmawati Bupati Mojokerto terus menggalakkan program Gerakan Pola Asuh Orang Tua Cegah Stunting Anak Balita (Gelora Cinta) dan Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (Satyangatra).

Program Gelora Cinta dan Satyangatra yang diinisiasi oleh Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, dan Perlindungan Perempuan (DP2KBP2) Kabupaten Mojokerto itu, kali ini menyasar ibu balita, ibu hamil dan ibu usia subur Desa Mojokusumo, Kecamatan Kemlagi.

Pada kesempatan tersebut, orang nomor satu dilingkup Pemkab Mojokerto juga mengajak para peserta untuk  berdialog dan konseling seputar kesehatan keluarga.

Dalam arahannya, Bupati Ikfina mengungkapkan, bahwa masa pembentukan otak pada anak akan selesai pada usia 5 tahun. Sehingga sebagai orang tua wajib memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dan memberikan makanan pendamping ASI dengan kaya akan zat pembangun.

“Jadi nanti kasih makan itu bertahap dan karena butuh pertumbuhan, maka harus ada zat pembangun atau zat tumbuh yaitu salah satu dari telur, daging, ayam, ikan, dan susu,” ujar Bupati Ikfina, Kamis (25/7) pagi.

Selain itu, pentingnya mencegah terjadinya stunting kepada anak karena stunting dapat berdampak pada kecerdasan anak di bawah normal. Maka salah satu upaya dapat mencegah terjadinya bayi tidak lahir stunting yakni ibu hamil harus terpenuhi gizinya.

Bupati Ikfina juga menjelaskan, salah upaya yang dapat dilakukan agar bayi tidak lahir stunting yakni ibu hamil harus terpenuhi gizinya.

“Normalnya lahir itu otaknya 25 persen dari orang dewasa normal, tetapi kalau selama kehamilan ibunya itu KEK (Kurang Energi Kronis) dan kurang gizi maka bayinya kecil dan otaknya dibawah 25 persen orang dewasa normal,” jelasnya.

Selanjutnya dalam memenuhi gizi, Bupati Ikfina juga mengimbau, agar menerapkan pedoman pola hidup sehat yang disusun oleh Kementerian Kesehatan dalam mengampanyekan konsumsi makanan yang sesuai dengan pedoman gizi seimbang. Panduan porsi makan yang dianjurkan yaitu program Isi Piringku yang terdiri dari 50% karbohidrat, 50% protein dan 50% lainnya adalah buah dan sayur dalam satu piring.

“Makan itu 1 porsi, misalnya sarapan pagi, piring nasinya dibagi tiga. Nasinya 1/3 piring dan tidak boleh penuh, setelah itu ambil sayur dan sayur itu juga harus 1/3 piring dan jumlahnya harus sama dengan nasinya. kemudian sisanya dibagi dua, separuh diisi lauk dan separuhnya dikasih buah,” jelasnya.

Bupati Ikfina juga menegaskan agar orang tua selalu menerapkan makan bersama anaknya. Sebab Ia menilai, makan bersama akan berdampak pada nafsu makan anak akan meningkat karena anak akan meniru apapun yang dilakukan oleh orang tuanya.

“Jadi dua jam sebelum makan bikin perutnya kosong, bikin dia lapar. jangan dikasih susu, minum air putih, sirup, cemilan coklat atau biskuit. Bikin dia lapar, nanti jam makan bersama keluarga itu lapar, dia akan menirukan kalau orang tuanya makan,” ujarnya.

Diakhir arahannya, Bupati Ikfina juga mengharapkan dengan dilaksanakan sosialisasi ini, para ibu-ibu di Desa Mojokusumo dapat ikut andil dalam mencegah terjadinya kelahiran bayi stunting diwilayahnya.

“Jadi kita harapannya tidak ada gizi kurang dan tidak ada gizi buruk, sehingga kalau sudah begitu tidak akan ada stunting. Anak-anak tidak hanya butuh gizi, tetapi juga butuh penerimaan, penghargaan, dan kasih sayang,” pungkasnya. (dskm/gk/mjf)

Pedagang Tambah Stok Buah di Tengah Meningkatnya Permintaan Saat Ramadan

Baca juga :