Alur stunting atau kondisi gagal tumbuh pada balita akibat gizi buruk, dijelaskan secara detail oleh Ikfina Fahmawati Bupati Mojokerto pada acara Selasa Sehat Turunkan Stunting AKB dan AKI (Sehati) dan Selasa Sehat Jaga Lansia Mandiri (Sejoli), Selasa (23/7) Pagi di Pasar Kramat Desa Warugunung Kecamatan Pacet.
“Jadi ibu-ibu, stunting ini tidak ujug-ujug. Pasti awalnya disebabkan kurang gizi, jatuh dalam status gizi buruk, lalu akhirnya menjadi stunting. Lalu kenapa sih, kok tidak boleh stunting? Karena anak yang stunting, otaknya tidak bertumbuh sehingga kecerdasannya 20% di bawah rata-rata. Nah, Pertumbuhan otak sendiri, selesai hanya sampai anak kita usia 5 tahun,” jelas bupati.
Demi menekan stunting, bupati mengedukasi para orang tua khususnya para ibu hamil, agar lebih memperhatikan kesehatan janin di dalam kandungan. Indikator ibu hamil kekurangan gizi dapat dilihat dari lingkar lengan yang kurang dari 23,5 cm. Bupati mendorong agar ibu-ibu hamil dengan indikator seperti ini bisa menaikkan jumlah asupan makanan sehat dan bergizi seimbang. Bupati juga menginstruksikan agar bayi-bayi yang baru lahir, diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan. Setelah itu diberi selingan MPASI secara bertahap, hingga makan menu yang sama dengan orang tua apabila sudah berumur satu tahun.
“Lingkar lengan bumil jangan sampai kurang dari 23,5 cm. Karena ini menjadi salah satu indikasi kekurangan gizi. Padahal janin di dalam kandungan sangat bergantung gizinya pada ibu. Kalau ibunya saja kurang gizi, mau dapat gizi dari mana anaknya. Bumil boleh makan ekstra satu kali dari biasanya cuma tiga kali. Ditambah terus gizinya. Bisa makan es krim atau coklat. Saya juga mohon agar bayi yang baru dilahirkan nangi, diberi ASI eksklusif selama 6 bulan. ASI ini dapat meningkatkan ikatan atau bonding antara bayi dengan ibunya. Setelah itu dapat ditambahkan MPASI, lalu menu yang sama dengan orang tuanya kalau sudah satu tahun. Makanannya wajib ada zat pembangun seperti telur, ayam, daging, ikan dan susu,” tambah bupati.
Sementara itu, terkait lansia,agar para lansia di Kabupaten Mojokerto mendapat akses kesehatan terbaik. Kata kunci yang digaris bawahi oleh bupati adalah, lansia harus menjaga kesehatan agar bisa terus hidup mandiri. Kesehatan fisik yang menurun memang wajar dialami seseorang di usia lanjut. Namun seorang lansia, harus tetap mengikhtiarkan kesehatannya dengan hidup sehat, dan rajin cek kesehatan.
“Panjenengan yang sudah berusia lanjut, tolong dijaga kesehatannya. Tekanan darah jangan sampai melebihi 190, karena akan memperberat kerja jantung. Tekanan darah terlalu rendah di bawah 100 juga tidak bagus. Maka, menjaga kesehatan ini memang harus diikhtiarkan sebagai bagian dari ibadah. Memang wajar dan kita maklum kalau lansia ada waktunya sakit. Kalau memang harus minum obat, tidak apa-apa. Sekali lagi, yang penting harus diikhtiarkan. Supaya apa? Agar senantiasa sehat dan hidup mandiri. Kita berdoa semoga senantiasa diberikan kesehatan dan kemudahan,” tandas bupati. (dskm/gk/mjf)