Ikfina Fahmawati, Bupati Mojokerto kembali menggelar giat monitoring dan evaluasi (monev) di tingkat sekolah dasar dan taman kanak-kanak. Monev tersebut diadakan dalam rangka memantau dan menilai kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) tahun ajaran baru 2024-2025.
Kali ini monev yang diinisiasi oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto tersebut diadakan di SDN Terusan 1 dan TKN Pembina 2 Gedeg, Kecamatan Gedeg, pada Kamis (18/7) pagi.
Pada kesempatan itu Bupati Ikfina Selaku Bunda Paud Kabupaten Mojokerto menjelaskan tentang program merdeka belajar yang digagas oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.
“Pada program merdeka belajar dari kemendikbud dinyatakan bahwa setiap anak memiliki jenis belajarnya sendiri-sendiri, ada visual, auditori, dan kinestetik,” jelasnya dihadapan para wali murid yang hadir.
Ketiga jenis gaya belajar yang disebutkan oleh Bupati Ikfina tersebut merupakan media yang digunakan untuk pembelajaran dan memiliki karakteristik tersendiri, untuk memanfaatkannya harus disesuaikan dengan gaya belajar yang dominan dilakukan anak tersebut. Pada gaya pembelajaran Visual, anak sangat mengandalkan penglihatannya untuk menyerap informasi melalui visual atau gambar, bisa juga warna, peta, diagram dan lain sebagainya. Sedangkan untuk gaya pembelajaran Auditori, anak lebih cepat menyerap informasi melalui apa yang didengarkan, dan yang terakhir adalah Kinestetik, yakni adalah proses pembelajaran dimana gaya belajar ini menuntut anak untuk melibatkan gerakan ketika sedang mempelajari sesuatu atau belajar sesuatu.
Selanjutnya, Bupati menjelaskan tentang pentingnya metode pembelajaran yang menyenangkan, bagi anak-anak yang baru saja memasuki sekolah dasar setelah menyelesaikan pendidikan usia dini di TK atau RA. Ia menuturkan bahwa selama masa-masa awal belajar anak, pembelajaran sebaiknya dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan tidak memaksa. Metode pembelajaran yang menyenangkan juga dapat membantu anak menikmati proses belajar, dan mengurangi rasa takut atau tekanan saat belajar. Sehingga, anak akan lebih termotivasi dan bersemangat untuk belajar.
Dengan demikian, penting bagi para orang tua untuk memahami bahwa pembelajaran yang menyenangkan sangat penting dalam membantu anak menikmati proses belajar mereka, terutama saat mereka bertransisi dari pendidikan usia dini ke sekolah dasar.
“Kita tidak boleh memaksakan pembelajaran yang belum pada waktunya, jadi di TK tidak boleh dipaksakan untuk belajar baca, tulis, hitung, jangan sampai anak kita merasa terpaksa, anak kita nantinya harus senang untuk belajar,” tuturnya.
Pada akhir arahannya, Ikfina selaku Bunda Paud Kabupaten Mojokerto itu juga membeberkan tentang enam nilai yang harus dikuatkan pada transisi Paud SD yang menyenangkan. Keenam nilai tersebut adalah nilai agama dan budi pekerti, kemampuan bahasa dan sosial, kematangan emosi, kemampuan motorik, kemandirian dalam merawat diri, dan kematangan kognitif. Menurut Ikfina keenam nilai yang disebutkan tadi merupakan fondasi belajar para siswa usia dini itu kedepannya.
“Keenam nilai tadi merupakan tahapan anak kita untuk belajar, jadi semua ada tahapannya, jadi jangan dipaksakan,” pungkasnya. (dskm/gk/mjf)