Ikfina Fahmawati Bupati Mojokerto terus berupaya menekan angka stunting diwilayahnya, sehingga untuk mewujudkan zero stunting di Bumi Majapahit untuk mewujudkan generasi emas 2045. Bupati Ikfina terus menggalakkan program Gerakan Pola Asuh Orang Tua Cegah Stunting Anak Balita (Gelora Cinta) dan Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (Satyangatra).
Program Gelora Cinta dan Satyangatra yang diinisiasi oleh Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, dan Perlindungan Perempuan (DP2KBP2) Kabupaten Mojokerto itu, kali ini menyasar ibu balita, ibu hamil dan ibu usia subur Desa Balongwono, Kecamatan Trowulan.
Pada kesempatan tersebut, Bupati Ikfina juga mengajak para peserta untuk berdialog dan konseling seputar kesehatan keluarga untuk mewujudkan keluarga sejahtera yang senantiasa menjaga kesehatan, terutama kesehatan anak.
Dalam arahannya, Bupati Ikfina mengimbau, agar para ibu hamil tidak melahirkan bayi prematur. Sebab, bayi prematur memiliki berat badan dibawah normal yang dapat menyebabkan stunting.
“Jangan sampai lahirnya prematur soalnya pasti kecil dan pasti stunting, jadi untuk mencegah stunting ibu tidak boleh melahirkan bayi stunting,” ucap Bupati Ikfina di Balai Desa Balongwono, Kamis (4/7) pagi.
Bupati Ikfina juga mengatakan alasan utama Pemkab Mojokerto sangat gencar menekan angka stunting, karena dampak stunting yang bisa mempengaruhi kecerdasan anak dibawah rata-rata.
“Kalau anak balita ini stunting maka kecerdasan anaknya akan 20% dibawah standar. Karena proses pembentukan otaknya ini sampai usia 5 tahun. Jadi kita harus menjaga anak kita sampai usia tersebut,” ucapnya.
Selain itu, kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terhadap bayi juga menjadi faktor utama pada bayi terkena stunting, sehingga memberikan ASI eksklusif hingga 6 bulan kepada bayi yang baru lahir juga dapat mencegah terjadinya penyakit, mendukung perkembangan otak serta fisik, meningkatkan sistem imun, serta mengurangi risiko alergi dan penyakit kronis.
“Pada saat sudah melahirkan, anak juga harus mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan, jadi tidak boleh dicampuri makanan maupun minuman apapun. Kemudian diberi makanan pendamping ASI, jadi ASI diberikan dan diberi makanan pendamping ASI sampai umur 2 tahun,” ujarnya.
Lebih lanjut, terkait makanan pendamping ASI, orang nomor satu dilingkup Pemkab Mojokerto mengatakan, sebagai orang tua harus memberikan makanan yang kaya akan gizi, protein dan zat pembangun untuk mencegah terjadinya bayi stunting.
“Zat pembangun ini salah satu dari telur, ayam, ikan, daging, dan susu,” jelasnya.
Bupati Ikfina juga mengatakan, salah satu cara agar anak lahap makan yaitu dengan makan bersama orang tuanya. Sebab Ia menilai, anak akan meniru apapun yang dilakukan oleh orang tuanya.
“Jadi dua jam sebelum makan bikin perutnya kosong, bikin dia lapar. jangan dikasih susu, minum air putih, sirup, cemilan coklat atau biskuit. Bikin dia lapar, nanti jam makan bersama keluarga itu lapar, dia akan menirukan kalau orang tuanya makan,” ujarnya.
Sementara itu, terkait SEJOLI Bupati Ikfina juga meminta kepada seluruh lansia untuk selalu menjaga kesehatannya dan rutin untuk memeriksa kesehatannya.
“Saya minta tolong dijaga kesehatannya, dan yang penting mandiri, kemana mana itu bisa sendiri. Jangan lupa rutin periksa nanti ya, yang penting itu sehat dan mandiri,” pungkasnya. (dskm/gk/mjf)