Sebanyak 7 biksu dan biksuni melaksanakan tradisi Pindapatta di kawasan Kelurahan/Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto, Kamis (23/5) pagi.
Selain mengumpulkan sumbangan dari umat Buddha, tradisi jelang Waisak ini digelar untuk melestarikan nilai-nilai toleransi dan keberagamaan antarumat beragama.
Dalam Pindapatta tahun ini, 7 biksu berkeliling dengan berjalan kaki mengitari Perumahan Magersari Indah.
Start dari Jalan Jokotole, mereka berkeliling sambil membawa kuali atau patta sebagai tempat untuk menerima sedekah makanan dari masyarakat.
Khususnya umat buddha yang ingin menyumbangkan sedikit rezekinya kepada pemuka agamanya.
Tak hanya umat buddha, sejumlah makanan turut disumbangkan umat agama lain.
Mereka mendermakan beberapa jenis makanan seperti snack, buah-buahan, gorengan, hingga sayuran sebagai bekal bagi para biksu untuk melaksanakan hari raya Waisak 2568 Buddhis Era (BE) malam nanti.
Tak sekadar menyumbangkan, masyarakat juga turut menyapa para bikhu dengan senyum hangat.
”Tradisi ini memang sejak ada sejak jaman buddha. Kami akan kenalkan terus setiap tahun saat perayaan Waisak dan Kathina,” ungkap pemimpin biksu Wihara Buddhayana Indonesia Kota Mojokerto, Bhante Nyana Sila Terra.
Nyana juga turut mengapresiasi masyarakat yang begitu antusias menyambut tradisi pindapatta kali ini. Hal ini menunjukkan betapa nilai-nilai keragaman agama sudah diterima semua kalangan.
Khususnya di Kota Mojokerto yang masyarakatnya terkenal heterogen, sehingga tercipta keharmonisan dan toleransi antarumat beragama.
”Saya senang sekali dengan masyarakat yang menerima dan perlahan ikut serta dalam derma. Ini menunjukkan keragaman dan nilai penting yang sering saya sampaikan tentang Kebhinnekaan di Mojokerto,” pungkasnya. (gk/mjf)