Stunting menjadi hal yang sangat diperhatikan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto. Percepatan penurunan angka stunting menjadi salah satu fokus yang saat ini sangat diperhatikan, oleh karenanya Pemkab Mojokerto melalui Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Perlindungan Perempuan (DP2KBP2) terus menggalakkan Program Gerakan Pola Asuh Orang Tua Cegah Stunting Anak Balita (Gelora Cinta) dan Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (Pusyangatra).
Kali ini Program ‘Gelora Cinta’ dan Pusyangatra menyasar para ibu hamil dan ibu balita Desa Purwojati, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto.
Kegiatan yang dilaksanakan pada Kamis, (16/5) pagi tersebut diketahui turut dihadiri oleh Kepala DP2KBP2 Kabupaten Mojokerto, Camat Ngoro beserta Forkopimca, Kepala KUA Kecamatan Ngoro, Penyuluh KB dan para Kader, Kepala Desa Purwojati dan Ketua Tim Penggerak PKK, serta Kepala Puskesmas Purwojati.
Dalam arahannya, Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati mengungkapkan bahwa stunting yang merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita disebabkan oleh dua penyebab.
“Stunting ini disebabkan karena kurang gizi yang kronis, dan ada lagi penyebabnya adalah infeksi berulang,” ucapnya di Balai Desa Purwojati.
Ia juga menambahkan, agar bayi yang dilahirkan tidak mengalami stunting maka ibu yang mengandung harus tidak boleh mengalami kekurangan gizi.
“Anak-anak ini biar tidak stunting maka tidak boleh kurang gizi, ibu-ibu harus betul cara menjaga kesehatannya dan ibu hamil juga tidak boleh kurang gizi. Dicek pertumbuhan janinnya,” ujarnya.
Bupati Ikfina juga menjelaskan mengenai kondisi ibu hamil yang kurang gizi dapat ditandai dengan lingkar lengan ibu yang kurang dari 23,5 cm.
“Pertumbuhan janin itu dipengaruhi oleh gizi, maka untuk mencegah terjadinya stunting maka ibu hamil tidak boleh kurang gizi. Dan salah satu tanda ibu hamil kurang gizi adalah bisa dilihat dari lengannya, kalau lengannya kurang dari 23,5 maka itu tandanya kurang gizi,” tuturnya.
Selain itu, Bupati Ikfina juga menyampaikan cara lain pencegahan stunting pada balita yaitu dengan memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan, dan dilanjutkan dengan makanan pendamping ASI hingga usia 2 tahun.
“Selanjutnya bagaimana agar tidak stunting, kasih ASI eksklusif setelah lahir sampai 6 bulan, setelah iku beri makanan pendamping ASI diberikan sampai usia 2 tahun,” jelasnya.
Orang nomor satu di lingkup Pemkab Mojokerto itu juga menyampaikan agar anak-anak dapat lahap dalam menyantap makanan mereka adalah lakukan makan bersama keluarga karena anak-anak akan meniru apa yang dimakan oleh kedua orang tuanya.
“Bagaimana cara memberi makan pada anak, kalau sudah 6 berikan bubur susu, kemudian kalau sudah 1 tahun diberikan makanan yang sama dengan ibu bapaknya, jadi makan bareng. Anak-anak ini adalah peniru yang sangat baik, jadi kalau bapak ibunya makan apa dia akan ikut makan seperti itu. Jadi makan bersama keluarga,” ungkapnya.
Diakhir arahannya, Bupati Ikfina juga mengingatkan kepada seluruh ibu yang datang dalam kegiatan ‘Gelora Cinta’ tersebut agar mengusahakan untuk tidak hamil saat sudah berusia di atas 35 tahun karena akan menyebabkan resiko tinggi pada ibu dan bayi.
“Saya minta tolong kalau ibu-ibu sudah berusia 35 tahun jangan hamil lagi, usia 35 tahun keatas silahkan memakai kontrasepsi MKCP. Karena kalau sudah diatas 35 tahun kualitas sel telurnya tidak bagus nanti anaknya hasilnya tidak maksimal, kemudian kondisi tubuh wanita juga tidak bugar lagi jadi kalau hamil resikonya banyak,” pungkasnya. (dskm/gk/mjf)