Hindari Headstroke, Pakar Anjurkan Masyarakat Perbanyak Minum Air Putih Ditengah Cuaca Panas

Ilustrasi wanita minum dalam cuaca panas Foto: Getty Images/Satoshi-K

Dokter Hanny Nilasari, Pakar dari Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menganjurkan masyarakat untuk memperbanyak minum air putih di tengah serangan cuaca panas atau heat stroke guna menjaga kesehatan kulit.

“Jaga konsumsi air, artinya kita harus paham bahwa kebutuhan air kita minimal dua liter sehari, itu harus dipenuhi dulu. Kalau kita agak sering berkeringat, tentunya konsumsi airnya harus ditambah,” katanya seperti dilansir Antara pada Senin (6/4/2024).

Hanny yang juga tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) itu juga menganjurkan kepada masyarakat untuk memperbanyak konsumsi buah-buahan yang mengandung banyak air untuk membantu kulit tetap sehat dan terhidrasi.

Kemudian, sambungnya, masyarakat juga diimbau untuk menggunakan tabir surya maupun skincare yang memiliki sifat melindungi dari paparan sinar ultraviolet atau UV protection.

“Nah, aplikasi UV protection-nya nya tentu kalau panas sekali atau terik sekali tidak hanya satu kali kemudian karena sudah sore tidak lagi. Jadi tiap empat jam, tergantung kebutuhan dan SPF dari sunscreen sendiri,” jelasnya.

Jika masyarakat tak menggunakan tabir surya ataupun pelindung sinar ultraviolet, kata Hanny, dampaknya akan mengakibatkan kulit menjadi kering, lengket, serta kotor.

Terlebih, sambungnya, bagi perempuan yang menggunakan bedak atau foundation, karena dapat menyebabkan kulit menjadi tidak sehat akibat pori-porinya tertutup oleh debu yang melekat.

Ia juga menganjurkan untuk melakukan pembersihan ganda atau double cleansing, baik saat tidak berias maupun saat menggunakan rias tambahan.

“Seperti kalau make up disarankan double cleansingCleansing juga tidak boleh satu kali sore baru cleansing, jadi harus dua sampai tiga kali lebih banyak,” ucapnya.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan fenomena udara panas yang melanda Indonesia beberapa hari terakhir bukan merupakan gelombang panas atau heatwave.

“Jika ditinjau secara karakteristik fenomena, maupun secara indikator statistik pengamatan suhu kita tidak termasuk ke dalam kategori heatwave, karena tidak memenuhi persyaratan sebagai gelombang panas,” kata Guswanto Deputi Meteorologi BMKG Guswanto, Kamis (2/5/2024).

Merujuk pada data rekapitulasi meteorologi BMKG selama 24 jam terakhir suhu sebagian besar wilayah Indonesia meningkat sebesar lima derajat di atas suhu rata-rata maksimum harian, dan sudah bertahan sekitar lebih dari lima hari. (ssnet/gk/mjf)

Pedagang Tambah Stok Buah di Tengah Meningkatnya Permintaan Saat Ramadan

Baca juga :